Kiev (ANTARA) - Serangan Rusia di Kiev pada Selasa menewaskan sedikitnya dua orang, kata pihak berwenang.
Pasukan Rusia memperkuat cengkeramannya di ibu kota Ukraina itu dan wali kota setempat melarang penduduk keluar rumah selama 35 jam mulai 18.00 GMT (Rabu 16/3, pukul 01.00 WIB).
Dua ledakan besar terdengar di pusat kota sebelum fajar pada Selasa.
Pada Senin (14/3) malam, peluru-peluru pelacak berpendar di langit ketika pasukan Ukraina tampak membidik drone (pesawat nirawak) Rusia.
"Hari ini momen yang sulit dan berbahaya," kata Wali Kota Kiev Vitali Klitschko.
"Ibu kota ini adalah jantung Ukraina, dan akan dipertahankan. Kiev, yang saat ini menjadi simbol dan basis terdepan dari kebebasan dan keamanan Eropa, tak akan kami serahkan."
Baca juga: Ukraina pertahankan Kiev sampai mati, kata Presiden Zelenskyy
Kantor berita Reuters menyaksikan sebuah blok apartemen yang tinggi terbakar setelah dihantam roket.
Pemadam kebakaran berusaha memadamkan api dan tim penyelamat membantu evakuasi warga yang terjebak di dalam gedung itu dengan menggunakan tangga.
Sesosok jenazah terbaring di atas tanah dalam sebuah kantong.
Kiev telah terhindar dari serangan terburuk sejak invasi Rusia di Ukraina pada 24 Februari, tapi pasukan Rusia sedikit demi sedikit mendekati kota itu dan serangan semakin ditingkatkan.
"Apa yang terjadi saat ini Kharkiv, di Mariupol dan kota-kota lainnya, dapat dipahami bahwa cepat atau lambat akan terjadi di Kiev," kata warga lokal, Igor Krupa.
Baca juga: Ledakan terdengar di Kiev, baku tembak terjadi di kota sekitar
Sambil duduk di tanah di luar gedung apartemen yang hancur itu, dia menggambarkan bagaimana dia mengurung dirinya dengan furnitur dan barang-barang dari logam sebelum tidur.
"Ini benar-benar melindungi saya karena semua jendela hancur dan semua pecahannya masuk ke apartemen, dan saya tidak terluka. Hanya ada beberapa luka gores," katanya.
Di bagian lain kota itu, penduduk membersihkan reruntuhan dari rumah mereka setelah serangan menghancurkan jendela, merusak balkon, dan meninggalkan puing yang berserakan di tanah.
Sudah ribuan orang tewas dan jutaan lagi mengungsi selama perang itu.
Sumber: Reuters
Warga Ukraina cari perlindungan di stasiun bawah tanah Kiev
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022