Mereka datang langsung menyergap korban"
Pagaralam, Sumatera Selatan (ANTARA News) - Paceklik atau kekurangan pangan setelah berakhir musim panen kopi, telah memicu meningkatnya angka kriminalitas di Pagaralam, Sumatera Selatan, yang hampir setiap hari terjadiperampokan.
Sejumlah warga di Pagaralam, Minggu, mengaku resah akibat bertambahnya aksi kriminalitas tidak saja malam hari, tetapi juga siang hari.
"Memang kondisi paceklik atau masa sulit tahun ini ditandai dengan banyak petani mengalami gagal panen, bahkan paling parah terjadi bila dibandingkan 2010," kata Hendra (34), warga Agung Pauh, Kelurahan Bumiagung, Kecamatan Dempo Utara.
Menurut dia, aksi kriminalitas terjadi di mana-mana dan bahkan hampir setiap hari.
"Pencurian kendaraan bermotor terjadi hampir setiap hari, padahal sebelumnya jarang terjadi," kata dia.
Ia berharap polisi berupaya menekan aksi kejahatan di Pagaralam itu.
Deni (45), warga RT 12 RW 05 Kelurahan Sokorejo, Kecamatan Pagaralam Utara, mengemukakan gagal panen kopi yang dialami petani di beberapa daerah, seperti Kabupaten Lahat, Empatlawang dan Kota Pagaralam, mendorong aksi kejahatan meningkat.
"Perampokan hampir setiap hari terjadi terutama di daerah yang sepi dan penduduknya masih jarang," kata dia.
Meskipun warga melaksanakan sistem keamanan lingkungan (Siskamling), tidak membuat pelaku kriminalitas berkurang, karena para penjahat musiman ini menggunakan senjata api.
"Para pelaku perampokan itu menggunakan sepeda motor, bertopeng dan senjata api jenis pistol. Mereka datang langsung menyergap korban," ujar dia pula.
Kepala Polres Kota Pagaralam, AKBP Abi Darrin, membenarkan memang musim paceklik telah membuat kriminalitas meningkat terutama pencurian kendaraan bermotor di daerah itu.
"Keadaan ini didorong kondisi ekonomi masyarakat yang menurun akibat panen kopi banyak gagal, harga kebutuhan pokok naik, dan usaha lain masyarakat juga tidak ada," kata Abi.(*)
ANT/M033
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011