Jakarta (ANTARA News) - Rencana menggelar duel antara tim Piala Thomas Indonesia dan Denmark sebagai ujicoba menghadapi event beregu paling bergengsi itu di Jakarta 14 Maret mendatang, dibatalkan. Menurut Direktur Hubungan Luar Negeri PB PBSI G Sulitiyanto di Jakarta, Kamis, keputusan pembatalan tersebut diambil PB PBSI menyusul gelombang demonstrasi dan protes terhadap negara Denmark akibat dimuatnya karikatur Nabi Muhammad dalam media massa di negara tersebut. "Keputusan itu diambil kemarin (Rabu, 8/2) oleh PB PBSI dengan alasan keamanan," ujar Sulistiyanto. Sebelumnya diberitakan bahwa tim Piala Thomas Indonesia dan Denmark akan menggelar duel meet sebagai persiapan menghadapi putaran final Piala Thomas, pada 14 Maret di Stadion Tenis Indoor Gelora Bung Karno, Jakarta. Dengan batalnya mendatangkan tim Denmark, tambah Sulistiyanto, PBSI sedang menjajagi untuk mengundang tim lain yang tidak kalah kuat seperti Malaysia, Singapura, Thailand atau Korea. "Rencananya kita akan mengundang tim lain seperti Malaysia, Singapura dan Thailand dan sedang menjajagi untuk mengundang tim Korea," katanya seraya menambahkan simulasi tersebut akan dilaksanakan pada April mendatang. Tim Piala Thomas Indonesia yang akan mengikuti kualifikasi wilayah Asia di Jaipur India, 15-19 Februari adalah, Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso dan Markus Wijanu pada tunggal serta pasangan Candra Wijaya/Sigit Budiarto, Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto, dan Markis Kido/Hendra Setiawan pada ganda. Tim yang berada di Grup B bersama Thailand dan Vietnam itu akan bertolak menuju India pada Jumat (10/2). Kualifikasi Piala Thomas yang diikuti 13 negara dibagi dalam empat grup, selain tiga negara tersebut pada Grup B, terdapat Grup A: Malaysia, Iran, Pakistan dan Nepal, Grup C: Hong Kong, India dan Singapura, serta Grup D: Korea, Taiwan, dan Srilanka. Munculnya karikatur Nabi Muhammad di sebuah media Denmark menyulut protes dan demonstrasi di berbagai negara Islam termasuk Indonesia yang bisa mengancam keselamatan warga negara itu. Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Niels Erik Andersen, yang hingga Selasa (7/2) masih berada di Jakarta, telah menerbangkan keluarga beserta para staf Kedubes Denmark ke luar dari Indonesia, termasuk ke Singapura, menyusul ketakutan atas merebaknya demonstrasi tersebut. Kedubes Denmark juga telah meminta peningkatan pengamanan kantor-kantor perwakilan Denmark di Indonesia karena merebaknya aksi unjuk rasa di negeri ini. Mereka juga telah mengeluarkan travel warning yang melarang warganya bepergian ke beberapa negara Islam.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006