Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh kategori online services dengan belanja iklan mencapai Rp42,8 triliun atau naik 67 persen dibandingkan tahun sebelumnya
Jakarta (ANTARA) - Laporan tahunan Nielsen mencatat belanja iklan sepanjang 2021 tumbuh 13 persen dari 2020 dengan total belanja iklan baik di televisi, channel digital, media cetak, maupun radio mencapai Rp259 triliun, berdasarkan perhitungan gross rate card.
Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katherina mengatakan televisi masih menjadi saluran iklan pilihan para brand dengan 78,2 persen, disusul channel digital 15,9 persen, media cetak 5,5 persen, dan radio 0,4 persen.
"Televisi masih menjadi saluran iklan utama karena sifatnya yang dapat menjangkau audiens lebih banyak dalam waktu bersamaan. Sementara itu, kemudahan kustomisasi channel digital membuat belanja iklannya juga turut beranjak naik, peningkatan ini menandakan bahwa kepercayaan untuk beriklan di tengah pandemi masih tinggi," ucap Hellen dalam keterangan resmi, Senin.
Sepanjang 2021, Nielsen menemukan 9 dari 10 kategori brand yakni online services, facial care, hair care, coffee and tea, snacks, clove cigarettes, seasonal condiments, liquid milk, dan instant food and noodles mengalami pertumbuhan belanja iklan.
Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh kategori online services dengan belanja iklan mencapai Rp42,8 triliun atau naik 67 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, iklan pada kategori government dan political organization mencatatkan penurunan sebesar 4 persen karena belum dimulainya periode pesta politik.
Sejak Januari 2022, Nielsen pun memperlebar tipe dan jumlah media yang dimonitor oleh layanan Digital Nielsen Ad Intel, dengan memonitor biaya iklan di media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram.
Nielsen Digital Ad Intel merupakan layanan pengukuran belanja iklan yang sebelumnya telah membantu marketer memantau belanja iklan di Top 200 situs di Indonesia, termasuk di dalamnya 27 channel Youtube dengan trafik yang tinggi. Ke depan Nielsen juga akan segera menjangkau Google Engine Ads, Snapchat, bahkan TikTok.
"Dengan memperluas cakupan, kami yakin Nielsen bisa memberikan sejauh apa tolak ukur efektivitas iklan digital yang lebih komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasar sebenarnya," kata Hellen.
Terkait belanja iklan di channel media sosial dan nonmedia sosial, Nielsen menemukan bahwa brand kategori online service dan telco melakukan belanja iklan paling besar pada kedua channel.
Adapun brand kategori financial institution, banking, e-channel, retailers, dan software companies tercatat mengeluarkan belanja iklan yang lebih besar pada channel media sosial, sedangkan kategori facial care, beverages (carbonated, liquid milk, dan health drink) dan rokok mencatatkan belanja iklan yang lebih besar di tipe bukan media social.
"Nielsen Digital Ad Intel juga mencatat ada lebih dari 300 ribu iklan kreatif yang tayang dalam tiga media sosial tersebut, di bulan Desember 2021. Ini menggambarkan seberapa fluid-nya dan pentingnya iklan kreatif di digital karena melalui peningkatan ini, pengiklan dapat memonitor iklan atau gaya komunikasi yang digunakan oleh kompetitornya," tutup Hellen.
Baca juga: Belanja iklan 2021 Rp259 triliun, saluran digital nomor dua
Baca juga: Pendapatan iklan YouTube berhasil kalahkan Netflix
Baca juga: Komnas minta pemerintah perketat sponsor iklan rokok pada remaja
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022