Pertemuan wartawan dan budayawan kedua negara ini akan berlangsung 23 hingga 26 September di Kota Bukittinggi, Sumbar,"
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Para wartawan senior dan budayawan Indonesia - Malaysia akan berkumpul di Bukittinggi, Sumatera Barat, untuk berdialog guna menggali berbagai masukan yang dapat menyamakan persepsi dalam membangun hubungan kedua negara yang lebih erat dan harmonis.
Ketua Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (Iswami) Indonesia, Saiful Hadi di Kuala Lumpur, Sabtu, menyebutkan, sekitar 250 peserta akan hadir dalam dialog tersebut dan sejumlah wartawan senior maupun budayawan dari dua negara serumpun tersebut akan tampil sebagai pembicara.
"Pertemuan wartawan dan budayawan kedua negara ini akan berlangsung 23 hingga 26 September di Kota Bukittinggi, Sumbar," katanya.
Saiful Hadi menjelaskan, acara yang digagas oleh Iswami itu merupakan hasil kerja sama dengan pihak Kementerian Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kota Bukittinggi.
"Kegiatan ini didukung oleh pemerintah kedua negara dan menampilkan tokoh pers serta budayawan dari kedua negara. Dari Indonesia, ada Taufik Ismail (budayawan nasional), sedang dari Malaysia akan hadir Firdaus Abdullah (mantan ketua Dewan pengarah Bahasa dan Pustaka Malaysia," kata Saiful Hadi.
Bahkan, lanjut dia, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring serta Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Rais Yatim menjadi pembicara penting dalam dialog tersebut.
Dalam sesi ini, juga akan dilakukan dialog interaktif dengan kedua menteri yang sama-sama membidangi bidang penerangan dan komunikasi ini.
Sebelumnya Menteri Rais Yatim menyebutkan bahwa kehadirannya ke Bukittinggi, Sumbar tersebut dan pertemuan dengan Menteri Tifatul Sembiring merupakan pertemuan rutin bulanan.
"Ini merupakan pertemuan rutin saya dengan Pak Tifatul," kata Rais sambil menjelaskan bahwa kedatangannya ke Sumbar ini juga sebagai bagian dari silahturahim dengan kerabat keluarga orang tuanya yang berasal dari Kota Bukittinggi.
Pusat Budaya Nusantara
Sebelumnya, pihak Indonesia dan Malaysia sepakat membentuk pusat budaya Nusantara sebagai wadah untuk memberikan informasi tentang budaya Melayu Nusantara melalui buku-buku sastra, foto-foto, film dan lainnya dari kedua negara serumpun ini.
Gagasan ini disampaikan oleh Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (Iswami) dan mendapatkan dukungan penuh dari Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia.
Menurut Saiful Hadi, pusat budaya Nusantara nantinya semacam perpustakaan yang berisikan buku-buku sastra Melayu dari kedua negara termasuk karya seni budaya yang disampaikan baik lewat foto-foto dan film.
Melalui wadah ini, diharapkan generasi muda kedua negara dapat lebih memahami kedekatan budaya Melayu Nusantara sebab tempat ini akan dipenuhi oleh karya sastra Melayu.
Bahkan, kata Saiful Hadi, Menteri Rais Yatim akan memberikan sejumlah koleksinya tentang sastra melayu Malaysia termasuk foto-foto dan film.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Rais Yatim berharap keberadaan pusat budaya tersebut dapat membendung arus budaya asing dan generasi muda kedua negara bisa mengenal lebih dalam mengenai kebudayaan Melayu Nusantara.
Rais berharap keberadaan tempat itu juga bisa dimanfaatkan generasi muda Melayu yang tersebar di Asean termasuk Singapura, Brunei Darussalam, Filipina ataupun Thailand.
"Lebih setengah dari penduduk Asean yang jumlahnya sekitar 500 juta penduduk kental dengan penggunaan bahasa Melayu. Ini merupakan kekuatan yang besar," ungkapnya.
Bahkan, kata Rais Yatim, dia pernah mengusulkan dalam sebuah forum tingkat menteri Asean agar bahasa Melayu dijadikan bahasa pengantar di Asean.
(N004)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011