Jakarta (ANTARA News) - Meskipun Indonesia merupakan negara kelautan namun aktor dan budayawan Sujiwo Tejo menyayangkan sikap cinta terhadap laut masih rendah di kalangan masyarakat.
Pria yang membintangi film layar lebar "Tendangan dari Langit" dan "Kafir" itu mengungkapkan dalam pikiran bangsa Indonesia ternyata laut masih dianggap tempat pembuangan sampah ataupun sesuatu yang dianggap sampah.
Hasil pola pikir masyarakat Indonesia yang menganggap laut hanyalah tempat sampah, menurut lelaki berambut gondrong kelahiran Jember Jawa Timur 49 tahun lalu itu salah satunya sering muncul dalam kalimat makian yang sering digunakan anak-anak muda yakni "Buang Aja Ke Laut".
"Setiap memaki-maki selalu bilang `ke laut aje lu`. Ini kelihatannya sepele namun `mindset` (pola pikir) bahwa laut itu sampah sudah tumbuh sejak usia remaja. Padahal kita ini bangsa kelautan," katanya di sela seminar Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan, Kamis (15/9).
Seniman yang juga dalang wayang kulit itu menyatakan, seharusnya kata-kata "laut" untuk maki-makian itu tidak lagi digunakan apalagi oleh kalangan remaja.
Menurut analisa sutradara Janji Joni dan Detik Terakhir itu pola pikir masyarakat Indonesia untuk tidak mencintai laut sudah ditanamkan sejak jaman penjajahan Belanda.
Dalam perjanjian Bongaya antara pemerintah kolonial dengan Kerajaan Gowa pada abad 19, penjajah Belanda berusaha mematikan industri perkapalan nusantara yakni perahu phinisi.
Kemudian dalam membuat tata kota pun rumah-rumah penduduk yang berada di pinggiran sungai diwajibkan membelakangi sungai/air dan menjadikannya tempat pembuangan kotoran ataupun limbah rumbah tangga.
"Sayangnya kondisi ini dilanjutkan hingga pemerintahan saat ini, dimana tata kota di kota-kota bahari seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, merujuk pada tata kota daratan bukan kelautan," kata lulusan ITB itu.
Oleh karena itu, sebagai salah satu upaya menjadikan Indonesia sebagai bangsa kelautan yang besar, Sujiwo Tejo, mengajak masyarakat untuk kembali mencintai laut dan pemerintah mengembangkan tata kota bahari khususnya di setiap kota-kota yang berada di kawasan pesisir. (ANT)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011