Serang (ANTARA) - Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menyerahkan tanah dan air dari Provinsi Banten dalam prosesi Kendi Nusantara di Titik Nol bakal Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin.
Tanah dari Banten yang berasal dari Wiwitan Baduy, Kabupaten Lebak dan Keraton Surosowan, Banten Lama, Kota Serang, dikemas dalam sebuah tembikar atau gerabah tanah liat berwarna gelap. Adapun air yang diambil dari kawasan Tirtayasa, Kabupaten Serang dikemas dalam kendi tanah liat berwarna gelap.
"Saya sampaikan kepada Pak Presiden bahwa tanah yang kita bawa adalah tanah Wiwitan yang berasal dari Baduy dan tanah Surosowan dari Keraton Surosowan di Banten Lama. Airnya dari kawasan Tirtayasa di Kabupaten Serang, merujuk kepada Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Banten yang merancang sistem pengairan persawahan tempo dulu," kata Andika dalam keterangannya di Serang.
Baca juga: Gubernur Papua Barat sebut lokasi IKN permudah urusan pemerintahan
Terkait penggunaan tembikar dan kendi tanah liat sebagai wadahnya, Andika mengatakan Presiden Jokowi sebelumnya memang meminta wadah yang digunakan setiap provinsi harus berbeda sesuai dengan kebudayaan daerahnya masing-masing.
"Gerabah dari tanah liat kan memang salah satunya industri kerajinan di Banten yang berasal dari peradaban masa lalu," kata dia.
Prosesi penyerahan tanah dan air dari 34 provinsi itu di awali dengan penyambutan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo oleh Gubernur Kaltim Isran Noor. Keduanya disambut dengan prosesi penyambutan tamu khas Kaltim di mana Jokowi dan Ibu Negara tampak diperciki air dari wadah khusus oleh Gubernur Kaltim dengan menggunakan sejenis rerumputan.
Baca juga: Pemprov Bali ambil air suci Pura Pusering Jagat untuk IKN Nusantara
Bertolak ke IKN, Wagub Banten membawa Tanah Surosowan, Wiwitan Baduy, dan Air Tirtayasa
Sebelumnya Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mewakili Gubermur Banten Wahidin Halim bertolak ke bakal Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur, Minggu (13/3) siang.
Andika membawa tembikar atau gerabah berisi tanah Wiwitan dari Baduy di Kabupaten Lebak dan tanah Surosowan dari kawasan Keraton Surosowan, Banten Lama, Kota Serang, untuk ditanam di lahan lokasi bakal IKN bersama dengan tanah dan air dari 33 provinsi lainnya di Indonesia. Selain itu Andika turut membawa kendi berisi air Tirtayasa dari kawasan Tirtayasa, Kabupaten Serang.
Baca juga: Isran Noor: Penyatuan tanah dan air Nusantara di IKN momen bersejarah
Menurut Andika, Provinsi Banten memilih membawa tanah dan air dari Baduy dan Keraton Surosowan mengingat secara akar budaya, Banten berasal dari dua tempat tersebut. Daerah Baduy disebut sebagai desa adat khas Banten yang tidak ada persamaannya dengan daerah-daerah lain di Indonesia dan negara lainnya.
Sementara untuk Keraton Surosowan disebut Andika sebagai cikal bakal peradaban Banten modern. Adapun air yang diambil dari kawasan Tirtayasa mengingat sejarah perairan di Banten sangat masyhur pada era Sultan Ageng Tirtyasa membangun sistem pengairan persawahan di kawasan Tirtayasa tersebut.
“Ini juga hasil konsultasi kami di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan para ahli kebudayaan dan sejarah sehingga akhirnya terpilih Baduy dan Keraton Surosowan sebagai tanah dan air Tirtayasa yang spesifik sebagai akar kebudayaan dan sejarah masyarakat Banten,” kata Andika.
Pewarta: Mulyana
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022