Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto rutin melakukan kunjungan dan memberikan orasi ke sejumlah kampus di Indonesia untuk menggelorakan semangat kepemimpinan kepada mahasiswa.
"Saya ke kampus untuk membangun kesadaran bahwa Indonesia lahir untuk menjadi pemimpin. Untuk menjadi pemimpin itu dimulai dari tradisi intelektual, di mana kampus harus menjadi pusat kemajuan bagi Indonesia Raya melalui penguasaan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi. Inilah yang kami gelorakan karena menatap Indonesia Emas 2045," kata Hasto usai memberikan kuliah umum bertema "Indonesia dalam Geopolitik Global" di aula Universitas Sumatera Utara (USU) Kota Medan, Senin.
Baca juga: PDIP pertanyakan kapasitas Luhut bicara soal penundaan Pemilu 2024
"Kami berikan insentif agar mereka dapat menjabarkan bagaimana kepemimpinan dalam realitas saat ini dalam menghadapi 2045," ujarnya dalam siaran persnya yang diterima, di Jakarta.
ia mengatakan kampus memiliki peran penting bagi negara. Hanya melalui kampus, negara yang kaya ini bisa maju serta berdikari melalui penguasaan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi.
Baca juga: Hasto paparkan pemikiran geopolitik Bung Karno kepada mahasiswa USU
Baca juga: Megawati ingatkan ilmu harus dipraktikkan bagi kemajuan bangsa
Hasto mengingatkan pada era awal kemerdekaan Indonesia bisa maju dengan berbagai macam aspek yang terbatas. Dia mencontohkan bagaimana keterbatasan Proklamator RI Bung Karno membangun Indonesia.
"Kita menjadi bangsa yang terlalu asyik pada persoalan dalam negeri. Padahal seharusnya kita bertindak keluar sebagaimana ditunjukkan dalam olahraga, di mana kita sudah menunjukkan hegemoni, antara lain di cabang bulu tangkis dan pencak silat. Itu harus ditunjukkan bidang yang lain, termasuk militer," ucap Hasto.
Bukan kali ini saja Hasto berkunjung ke kampus. Sebelum ke USU, mantan anggota DPR RI itu memberikan kuliah umum di Universitas Syiah Kuala, Aceh. Hasto juga memberikan orasi dalam kuliah umum di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Selain itu, hal yang sama dilakukan Hasto di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022