Kepala Desa Sidoharjo Budi Hutomo Putro di Samigaluh, Jumat, mengatakan bahwa untuk mempertahankan kera ekor panjang dibutuhkan fasilitas bangunan bendungan yang memiliki multifungsi di wilayah Sidoarjo.
"Kami merencanakan di sekitar bendungan dijadikan habitat monyet ekor panjang dengan ditanami tanaman penghijauan dan buah-buahan. Selain menjadi habitat monyet ekor panjang, bendungan tersebut dapat sebagai sarana penyediaan air baku, air irigasi pertanian, budi daya ikan air tawar dan objek wisata," katanya.
Menurut dia, lereng perbukitan di Desa Sidoharjo terdapat dua sungai kecil yang oleh warga setempat biasa disebut Kali Tarung dan Kali Ceples. Aliran air kedua kali tersebut sepanjang tahun tidak pernah kering.
"Pada pertemuan dua kali tersebut memungkinkan dibangun bendungan. Warga tidak keberatan di sana dibangun bendungan karena di sekitar kali atau sungai tersebut merupakan tanah kas desa," katanya.
Ia mengatakan, Desa Sidoarjo baru mendapat bibit tanaman buah-buahan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY yang meliputi bibit tanaman pete, manggis, durian, jambu biji dan bibit tanaman gayam.
"Setelah tanaman berproduksi diharapkan dapat menjadi makanan monyet ekor panjang sehingga mengurangi kerusakan tanaman pertanian milik warga," katanya.
Kata dia, monyet ekor panjang di Desa Sidoarjo menyebar di 15 wilayah pedukuhan. Sejak zaman dulu di wilayah itu sudah ada monyet dan habitatnya berada di permukiman penduduk.
Masyarakat Sidoarjo, kata dia, mengharapkan monyet itu tidak dimusnahkan karena dapat menjadi salah satu aset wisata yang menarik. Jalan keluar yang perlu dilakukan agar tidak terjadi gangguan adalah mengendalikan populasi, menjinakkan dan melokalisasi habitat monyet.
"Bangunan bendungan dan penanaman buah-buahan di sekitar bendungan bisa menjadi tempat tinggal monyet. Lokasi tersebut dapat menjadi objek wisata menarik dan gangguan monyet di permukiman penduduk dapat dikurangi," katanya.
(PSO-159/N002)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011