Indonesia hadir untuk menegaskan perhatian, kepedulian, dan keaktifan kami di forum internasional parlemen

Jakarta (ANTARA News) - Anggota parlemen dari sejumlah negara Asia termasuk Indonesia membahas masalah perempuan di kawasan Asia, terutama pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap kaum ibu dan perempuan, di New Dehli, 15-17 September 2011.

"Parlemen Indonesia mengirimkan tiga anggota DPR, dipimpin Nurhayati Assegaf," kata anggota DPR Ramadhan Pohan dalam surat elektroniknya yang diterima di Jakarta, Jumat

Dua anggota Parlemen Indonesia lain adalah Susaningtyas Nefo Kertopati dan Ramadhan Pohan. Nurhayati selain merupakan ketua Poksi I FPD dan pimpinan Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) di DPR-RI juga sebagai Presiden Komite Koordinator Perempuan Parlemen dunia.

Pohan mengatakan selain kalangan parlemen India dan Indonesia, negara lain yang mengirimkan pesertanya adalah Afghanistan, Iran, Laos, Malaysia, Filipina, Moldovia, Pakistan, Srilanka, Thailand, dan Inter Parliament Union (IPU).

Seminar tiga hari di GMC Balayogi Auditorium, Gedung Perpusatakaan Parlemen India di New Delhi ini, fokus membahas isu-isu perempuan di kawasan Asia, terutama dalam pencegahan dan merespons kekerasan terhadap kaum ibu dan perempuan.

Peserta adalah anggota parlemen, senator, majelis, para pejabat kementerian, dan sejumlah pekerja dan aktivis perempuan dari lembaga internasional PBB maupun Asia.

"Kami hadir di sini untuk menegaskan perhatian, kepedulian, dan keaktifan kami di forum internasional parlemen," kata Nurhayati dalam email tersebut.

"Parlemen Indonesia menaruh perhatian terhadap isu perlindungan kaum ibu dan perempuan," kata Susaningtyas.

"Lebih-lebih di Asia, bukan rahasia bahwa marginalisasi kaum perempuan dalam sosial dan politik masih terjadi. Dalam batas tertentu, kaum perempuan sudah banyak menduduki posisi penting struktur pemerintahan, tapi itu belum menjamin sepenuhnya perempuan kita sudah hidup nyaman," kata Ramadhan Pohan.

Pohan mengatakan dalam sambutannya Kamis siang waktu setempat, Presiden IPU DR Theo Ben Gurirab menyebutkan pentingnya kegiatan internasional ini menemukan solusi untuk penguatan kontribusi parlemen bagi dunia.

"Terutama lagi kontribusi (parlemen) bagi dunia dalam menumpas kekerasan terhadap perempuan, kekerasan, dan HAM perempuan," tegas Presiden IPU Gurirab.

Gurirab, kata Pohan, juga menyebutkan promosi persamaan gender termasuk fokus IPU dan merupakan salah satu pilar penting dalam renstra IPU 5 tahun ke depan.

Gurirab akan mengakhiri jabatannya sebagai Presiden IPU pada Oktober dalam Sidang Majelis IPU Ke-125 di Bern, Swiss, Oktober 2011. Gurirab juga Ketua Parlemen Namibia.

Pohan mengatakan yang menarik tidak banyak yang tahu kaum perempuan Asia sesungguhnya selalu terdepan dalam kepeloporan kepemimpinan. Catatan ini ditegaskan langsung Meira Kumar, Ketua Parlemen India saat membuka seminar Parlemen Asia di Ibukota New Delhi, Kamis siang waktu India.

"Kawasan Asia selalu di depan dalam menjamin kesetaraan dalam kepemimpinan," kata Meira di depan ratusan peserta seminar yang datang dari sejumlah negara.

"Tengok saja ini. Pada 1960, Sirimavo Bandaranaike dari Srilanka mencetak rekor sejarah sebagai PM perempuan pertama di dunia. Di India, kami punya Indira Gandhi sebagai wanita pertama di dunia yang menjabat PM terlama. Benazir Butho menjadi wanita pertama PM di dunia Muslim," papar Meira.

Ketua parlemen India ini pun membeberkan kebanggaan tentang dua pemimpin dunia di Asia yang juga perempuan, yakni PM Sheikh Hasina Wajed di Bangladesh dan PM Yingluck Shinawatra di Thailand.

(U002)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2011