Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 16 BUMN sepakat bekerjasama di bidang pelayanan logistik dalam rangka penguatan konektivitas nasional melalui Indonesia Logistics Community Services (ILCS) di Indonesia.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) disaksikan Deputi Menteri BUMN Bidang Infrastruktur dan Logistik, Sumaryanti Widayatin, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.

Adapun ke-16 BUMN yang terlibat dalam sinergi tersebut yaitu PT Telkom Indonesia Tbk, PT Pelindo I-IV, PT Kereta Api Indonesia, PT ASDP Indonesia Ferry, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II.

Selanjutnya PT Pupuk Sriwidjaya, PT Pos Indonesia, PT Kawasan Berikat Indonesia,, PT Semen Gresik, PT Varuna Tirta Prakasya, PT Bhanda Ghara Reksa dan Perum Bulog.

Deputi Sumaryanto menuturkan, sinergi ini dijalankan dengan tiga strategi yaitu pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, penguatan konektivitas nasional, dan penguatan kemampuan SDM dan teknologi informasi.

"Locally Integrated, Globally Connected menjadi semangat sinergi BUMN ini, sehingga dapat meningkatkan level kompetisi Indonesia di mata dunia usaha," kata Sumaryanto.

Ia menilai sektor logistik nasional masih belum siap menghadapi liberalisme ekonomi masyarakat ASEAN (Asean Economic Community 2011), menyusul kenyataan masih kurangnya koneksi antar moda transportasi.

Untuk itu Indonesia dinilai tidak bisa tinggal diam menghadapi persaingan di sektor logistik yang semakin ketat terutama setelah implementasi AEC 2015.

"Dalam empat tahun ke depan, pelaku usaha dan jaringan logistik nasional seharusnya berupaya agar dapat lebih kompetitif di sektor ini dengan cara menekan biaya logistik," ujarnya.

Saat ini biaya logistik di Indonesia mencapai 30 persen dari biaya produksi dan menyerap 24 persen dari total GDP,

Sementara negara maju yang menjadi tolak ukur kemajuan ekonomi seperti Amerika Serikat atau negara berkembang lainnya Vietnam, Thailand, Malaysia dan China mampu menekan hingga di bawah 10 persen.

Sementara itu Direktur Utama Pelindo II RJ Lino menuturkan, penguatan konektivitas nasional perlu dilakukan, baik secara "hard" maupun "soft infrastructure".

ILCS, menurutnya, bertujuan mewujudkan konektivitas nasional untuk mendukung pencapaian tiga objektif konektivitas nasional secara serempak yaitu menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan, menghubungkan daerah tertinggal, dan menghubungkan daerah terpencil.

Untuk mengimplementasikan ILCS tersebut, Telkom akan mengerahkan segala kemampuan teknologi dan informasi yang dimilikinya.

Sementara itu Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah menuturkan dalam kerjasama ini pihaknya akan mempermudah sistem operasional pada pelabuhan.

"Kami memiliki jaringan infrastruktur telekomunikasi berupa jaringan "backbone" yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong sistem komunikasi dan informasi sehingga mempermudah arus barang dan jasa di Pelindo," ujarnya.

Dengan apiliasi yang disiapkan maka akan memudahkan pengguna layanan logistik baik dalam maupun luar negeri, memonitor dan mengatur dengan baik aliran barang, aliran dokumen dan pembayaran, serta melakukan tata kelola aset (seperti kapal, truck, cargo, kontainer) dengan mudah, murah dan aman.

Indonesia saat ini membutuhkan sistem logistik terpadu yang multimoda dengan sistem distribusi yang efektif dan efisien dan harus memenuhi dua hal utama, yaitu pertama, harus dapat mengurangi biaya, waktu, transaksi dan mendapat kualitas yang lebih terjamin bagi barang dan jasa.

Kedua, pembentukan sistem informasi harus terintegrasi mulai dari pengumpul, pengolah, penyimpan dan penyebar informasi kepada setiap stakeholder yang dilandasi kepercayaan, antara lain dengan mendukung kinerja dari produktivitas masing-masing anggota dalam mata rantai sistem logistik dan transportasi di Indonesia.

Dengan begitu menurut RJ Lino, Pelindo II dapat meningkatkan kerjasama peningkatan jasa kepelabuhan dengan BUMN lainnya.

"Penerapan ILCS menjadi sebuah keharusan dalam peningkatan keamanan dan kepastian transaksi bagi pengguna layanan logistik," katanya.
(R017)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011