Kehadiran sirkuit dan balapan kelas dunia di tanah air, juga bisa menjadi acuan untuk bagaimana olahraga otomotif di Indonesia semestinya dimajukan.
Ini bisa dimulai dengan memposisikan Mandalika juga sebagai venue turnamen-turnamen puncak berbagai kelas di dalam negeri dan atau kawasan.
Dengan cara begitu, sirkuit itu bisa berperan sebagai media dalam menemukan talenta-talenta motosport dari negeri ini yang bisa dilontarkan ke panggung global, termasuk MotoGP.
Bagi atlet motosport, memiliki sirkuit kelas dunia dan seri balapan sendiri bisa mengimbuhkan semangat dalam bagaimana seharusnya meraih prestasi tertinggi.
Ini diutarakan oleh pebalap Indonesia, Galang Hendra Pratama, yang mengaku sampai menunggu empat tahun untuk hadirnya balapan di tanah air sendiri.
"Memiliki home race itu semangatnya berbeda," kata pebalap World Supersport SSP itu kepada Aditya Wicaksono dari ANTARA, pertengahan November tahun lalu.
Lain dari itu, Sirkuit Mandalika, seperti sirkuit-sirkuit MotoGP lainnya, tak melulu dinikmati dari bagaimana pebalap berlomba guna menjadi kampiun arena, atau dari wahana yang dikendarainya.
Justru, di balik setiap balap otomotif yang mendebarkan itu, ada sirkuit yang dinamis, interaktif, dan aman.
Baca juga: Mandalika berpotensi gelar ajang olahraga internasional selain MotoGP
Balapan tak akan menarik tanpa kerja perancang sirkuit, pakar keselamatan lomba, operator tiket, spesialis-spesialis digital dan teknologi, dan para profesional bisnis pelayanan tamu yang termasuk penginapan atau perhotelan.
Event sekaliber MotoGP sudah tentu berkaitan juga dengan manajemen kompetisi, termasuk dalam kaitan kesponsoran. Dan ini bisa diadopsi atau diadaptasi oleh penyelenggara kompetisi olahraga lainnya.
Apakah cuma olahraga? Tentu saja tidak.
Mengingat MotoGP melibatkan alat, yakni sepeda motor, dan segala tetek bengeknya, termasuk oli, suku cadang dan bahkan jasa terkaitnya, maka spektrum dampaknya bisa melintasi dunia olah raga, termasuk industri otomotif.
Memang hanya enam pabrikan yang bertarung di Mandalika; Honda, Ducati, KTM, Aprilia, Suzuki, dan Yamaha, namun efek balapan ini kepada industri otomotif, bisa sangat signifikan.
Apalagi Indonesia bisa disebut gila sepeda motor dan merupakan pasar sepeda motor terbesar ketiga di dunia setelah China dan India.
Dalam perspektif itu, MotoGP Mandalika menjadi panggung untuk tak hanya keenam pabrikan itu, tapi juga langsung atau tidak langsung bisa turut menggairahkan keseluruhan bisnis otomotif di dalam negeri.
Baca juga: Erick Thohir: MotoGP jadi promosi luar biasa bagi Indonesia di dunia
Selanjutnya : tentang peluang
Copyright © ANTARA 2022