Ini masih dimonitor perkembangannya. Karena belum ada bukti terkait peningkatan penularan, keparahan dan lainnya
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah terus memantau perkembangan varian Deltacron yang telah terdeteksi di beberapa negara di Eropa dan merupakan gabungan mutasi Delta dan Omicron.
"Ini masih dimonitor perkembangannya. Karena belum ada bukti terkait peningkatan penularan, keparahan dan lainnya," kata Siti Nadia Tarmizi menjawab pertanyaan ANTARA lewat aplikasi pesan di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Ilmuwan konfirmasi keberadaan varian Deltacron
Sebelumnya, para ilmuwan telah mengonfirmasi keberadaan varian COVID-19 baru yang menggabungkan mutasi dari varian Omicron dan Delta dengan kasus yang dilaporkan di beberapa negara Eropa.
Varian itu, yang dijuluki "Deltacron," dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan para ilmuwan di IHU Mediterranee Infection di Maseille, Prancis. Varian itu telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis.
Baca juga: Pakar: Deltacron varian gabungan BA.1 dan B.1617.2
Kasus varian Deltacron juga ditemukan di Denmark dan Belanda, menurut database internasional Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Secara terpisah dua kasus teridentifikasi di Amerika Serikat dan dilaporkan 30 kasus teridentifikasi di Inggris.
Varian tersebut adalah hibrida yang muncul lewat proses yang disebut rekombinasi, di mana dua varian virus menginfeksi individu secara bersamaan mengakibatkan bertukar materi genetik dan menciptakan varian baru.
Baca juga: Kemenkes: Lima provinsi masih tunjukan tren kenaikan kasus COVID-19
Nadia memastikan bahwa pemerintah terus melakukan pemantauan perkembangan dan mendorong percepatan upaya vaksinasi COVID-19.
"Ya artinya menghadapi apapun juga potensi penularan, percepatan vaksinasi booster dan primer harus disegerakan," ujar Nadia, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes.
Baca juga: Kemenkes: Butuh 750.000 suntikan vaksin per hari capai target April
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022