Padang (ANTARA News) - Tim Kemanusiaan PKPU yang tergabung dalam tim "Aid For Somalia" akhirnya menembus Daadab dan Mogadishu Nairobi, Somalia setelah menempuh perjalanan panjang berhari-hari menuju lokasi tersebut.
"Kami sudah masuk ke Daadab dan Mogadishu Nairobi," kata Koordinator Divisi Humas, Publikasi dan Dokumentasi PKPU Cabang Padang Elfiyon Tanjung yang merupakan satu dari empat orang tim Kemanusian dikirim PKPU pusat ke Somalia, dalam laporan yang diterima ANTARA di Padang, Rabu.
Ia menjelaskan, Daadab merupakan kamp konsentrasi pengungsian terbesar terletak di perbatasan Kenya-Somalia dihuni sekitar 620 ribuan pengungsi Somalia.
Sedangkan di Mogadishu, yang merupakan ibukota Somalia kini berubah jadi tujuan pengungsian rakyat Somalia yang dihadapkan kelaparan.
Menurut dia, untuk mencapai Daadab, Tim Kemanusiaan PKPU harus menempuh perjalanan delapan jam jalur darat dari Nairobi. Perjalanan yang ditempuh tidak mudah, karena satu-satunya jalan dengan menempuh Safana Afrika yang gersang, sepi dan tandus.
Jalur itu, termasuk berbahaya karena kerap terjadi perampokan dan penembakan oleh bandit bersenjata. Apalagi, kondisi badan tanah berpasir.
Di Daadab, salah satu kamp pengungsian didatangi PKPU yaitu Kamp Dahgaley, ada sekitar 120 ribuan orang bertahan hidup di bawah ancaman kelaparan, tiap hari selalu ada kabar kematian terutama anak-anak.
Ada lagi Kamp di daerah Wajir dan Mandera juga dengan ratusan ribu pengungsi, umumnya mereka hidup sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan yang datang.
Dilokasi pengungsian itu, katanya, tim PKPU membagikan bantuan makanan untuk 550 paket terdiri dari gula, beras, tepung, minyak dan susu bubuk.
Jumlah tersebut, tentu jauh dari cukup dibandingkan jumlah pengungsi yang ada. Namun, ini bantuan awal dari komitmen yang akan digalang mencapai Rp2 miliar ke depannya.
Selama berbulan-bulan pengungsi Somalia bertahan hidup dengan mengandalkan jatah makanan berupa tapung seberat 6 Kg untuk sebulan dari UN. Di lokasi itupula, tambahnya, tim PKPU menggelar pengobatan kesehatan yang banyak terdapat penderita malaria.
Said Barre Hasan dari Zamzam Foundation yang konsen mengurus pengungsian di Daadab mengungkapkan terima kasih kepada PKPU. Pihaknya meminta jangan hanya soal penderitaan yang diungkap tetapi sampaikan juga terima kasih mereka kepada rakyat Indonesia yang terus menerus memberikan perhatian.
Dapat dibayangkan, selama dipengungsian mereka harus selain melawan rasa lapar juga bertarung melawan alam dengan tiupan udara malam yang terkadang muncul badai gurun secara tiba-tiba.
Selain itu, ditambah lagi dengan kondisi kesehatan sangat buruk, akibatnya wabah kolera jadi ancamam berikutnya terutama untuk balita.
Untuk menembus ke Daadab ini tim kemanusiaan beranggotakan empat personil, jelas Elfiyon, tim harus melewati berbagai pintu pemeriksaan, mulai dari Bandara Internasional Kenya dan belasan check point di sepanjang jalan oleh polisi setempat.
Atas bantuan Kedutaan Besar Indonesia di Kenya, perjalanan dapat dengan baik. Barang-barang tidak diperiksa karena salah satunya terdapat 6 rompi anti peluru.
Tim PKPU ini dibagi dua kelompok, dimana dua orang ke Daadab dan dua lainnya terbang ke Mogadishu. Hingga Rabu (13/9) tim PKPU masih berada di Mogadishu dan turun ke kamp-kamp pengungsian.
Hanya ada dua syarat untuk masuk ke Mogadishu, yaitu ada pihak penjamin keamanan dan pendamping lokal setempat.
Tanpa hal itu, Elfiyon menceritakan, jangan harap masuk ke Mogadishu yang masih terjadi kontak senjata antara pasukan pemerintah dengan pemberontak yang menguasai hampir separuh Ibukota.
Tim Kemanusiaan PKPU akan berada di Nairobi dan Somalia sampai 20 September mendatang.
Kepala Cabang PKPU Padang Faridansyah secara terpisah mengajak lapisan masyarakat di Sumatera Barat, khususnya bersama membantu rakyat Somalia dengan berdonasi menyelamatkan melalui PKPU Padang beralamat di Jalan By Pass Pasar Ambacang Kuranji Padang.
(T.KR-SA/M027)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011