Bekasi (ANTARA News) - Ketua III Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Burhanudin, secara tegas mengutuk tabloid PETA karena memuat karikatur Nabi Muhammad SAW, dan telah melecehkan agama Islam serta memancing kemarahan umat Islam khususnya di wilayah Bekasi. "Saya mengutuk keras penanggung jawab tabloid yang telah berani memuat di halaman depan karikatur Nabi Muhammad apa pun alasan dan motivasinya, karena bisa memancing kemarahan umat Islam," kata Burhanudin di Polres Metropolitan Bekasi, Rabu. Redaktur tabloid itu terlalu berani melakukan tindakan ceroboh dengan memuat karikatur tersebut tanpa memikirkan dampak buruk bagi umat Islam, apalagi di beberapa negara belahan dunia dan masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia menentang keras karena menghina umat Islam. Seandainya pimpinan tabloid itu tidak meminta maaf kepada umat Islam khususnya di Bekasi, maka MUI akan menyelesaikan kasus tersebut melalui jalur hukum. "Kalau tabloid PETA itu tidak meminta maaf kepada umat Islam khususnya di Bekasi, maka kami akan menyelesaikan maslah itu melalui jalur hukum untuk pelajaran agar lain kali berhati-hati menurunkan berita," kata Burhanudin. Terkait dengan kasus pemuatan karikatur di tabloid itu, Ketua MUI Bekasi mengimbau umat Islam di Bekasi untuk tidak melakukan tindakan anarkis, apalagi sampai menghancurkan kantor karena bisa merusak citra Islam itu sendiri. Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metropolitan Bekasi, Kompol Suwondo Nainggolan, menyatakan salut kepada umat Islam di Bekasi karena dapat mengendalikan diri, sehingga ketika menyerbu kantor tabloid PETA di Jalan Noer Ali, Bekasi, pada Selasa dini hari tidak terjadi tindakan anarkis. "Kami menghargai dan salut kepada umat Islam di Bekasi karena bisa mengendalikan emosi dalam menyikapi pemuatan karikatur Nabi Mohammad yang dianggap melecehkan umat Islam," kata Kompol Suwondo. Untuk mengantisipasi dampak buruk akibat kasus itu, pimpinan tabloid PETA, Imam Tri Karsohadi, beserta dua orang stafnya yakni, Gumiwang dan Wahab mendatangi Polres Metropolitan Bekasi untuk menjelaskan kasus pemuatan karikatur Nabi Muhammad. Namun, Kompol Suwondo enggan menyebutkan apa penjelasan dari pihak tabloid PETA tersebut dengan alasan kasusnya sedang dalam penyelidikan polisi untuk dikembangkan lebih lanjut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006