Padang (ANTARA News) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayinto menilai kabut asap yang menyelimuti sejumlah daerah di Sumbar sejak beberapa hari terakhir belum mengkhawatirkan karena tak mengganggu jarak pandang.
"Kita melihat kabut asap belum begitu mengganggu jarak pandang terutama bagi pengemudi kendaraan, karena masih dominan mengawang di langit," kata Irwan Prayitno menanggapi masih terjadinya kabut asap di wilayah Sumbar, di Padang, Rabu.
Kabut asap dari laporan Dishut Sumbar, tambah Gubernur, dominan merupakan kiriman dari provinsi tetangga, di antaranya Sumatera Selatan dan Jambi, meskipun ada sejumlah titik api terpantau di Sumbar.
Terkait, dua provinsi tetangga itu tercatat memiliki titik api yang amat banyak berdasarkan pantauan satelit dan data Kementerian Kehutanan.
Jadi, melihat kondisi yang ada belum harus dilakukan langkah-langkah penanganan, tapi diminta pemerintah daerah ada ditemukan titik api untuk melakukan pemantauan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan kalau situasi kabut asap kian mengkhawatir dengan hujan buatan.
Namun, melihat kondisi sekarang belum diperlukan karena sering turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang bisa mengurangi kabut asap.
Menurut gubernur, munculnya kabut asap disebabkan karena adanya masyarakat yang membuang puntung rokok sembarangnya dan karena musim kemarau sehingga memicu terjadi kebakaran.
Selain itu, adanya pihak perusahaan perkebunan yang membuka lahan kebun dengan cara pembakaran sehingga menyebabkan banyak muncul asap.
"Kita minta Pemkab yang ada perusahaan melakukan pembakaran hutan untuk buka lahan sawit, memberikan peringatan tegas supaya tak mencemeri lingkungan atau udara," katanya menjawab ketika ditanya ada dua perusahaan di Dharmasraya membuka lahan sawit baru dengan cara pembakaran.
Secara terpisah Kepala Bidang Pengamanan dan Perlindungan Hutan (PPH) Dinas Kehutanan Sumbar, Yonefis menambahkan, langkah pengatasan dengan hujan buatan belum diperlukan.
Namun khusus titik api di Sumbar hingga September 2011, katanya, menunjukan peningkatkan drastis dibandingkan pada 2010.
Data pada 2010 tercatat ada 129 titik api terpantau di Sumbar, sedangkan Januari-September 2011 jumlahnya mencapai 404, hampir meningkat empat kali lipat.
Menurut dia, sekitar 90 persen titik api ada di luar kawasan hutan. Daerah terbanyak titik api berdasarkan pantauan satelit pada 2011 terdapat di Pesisir Selatan 27 titik, Dhamasraya 26 titik, Solok Selatan 19 titik, Pasaman 16 titik, Limapuluh Kota sembilan titik, Pasaman Barat, 10 titik dan Sijunjung 13 titik. (SA/B013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011