Intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang, serta petir biasanya masih akan berlangsung hingga tiga pekan berturut-turut setelah Badai La Nina

Kota Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (Stamet) Kelas II Mutiara SIS Aldjufri Palu, mengingatkan fenomena Badai La Nina masih akan terus berlangsung hingga akhir Maret 2022

"Memang ini sisa-sisanya saja, hujan ini akan menuju ke kondisi normal makanya pancaroba ini kita prediksi sampai akhir bulan Maret nanti," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Palu, Nur Alim kepada ANTARA di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu.

Ia menjelaskan kondisi seperti saat ini lumrah terjadi saat cuaca mulai normal usai Badai La Nina.

"Intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang, serta petir biasanya masih akan berlangsung hingga tiga pekan berturut-turut setelah Badai La Nina," katanya.

BMKG mengemukakan dampak dari kondisi menjelang normal ini juga sama dengan dampak yang ditimbulkan selama Badai La Nina berlangsung, seperti banjir, genangan air, tingginya ombak serta potensi tanah longsor dan angin kencang.

"Tanah longsor ini dalam pantauan kami itu ada di Kulawi, Dolo Barat, Dolo Selatan, Kebun Kopi juga, kemudian wilayah pantai barat, makanya harus dihindari melakukan perjalanan darat pada malam hari," katanya.

Selain itu, tumpukan tanah yang berada di tebing-tebing wilayah Dolo Barat hingga Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, hingga kini masih juga menjadi perhatian serius pihak BMKG.

Sebab, katanya, durasi hujan lebat yang cukup lama, akan memberikan pengaruh buruk karena sewaktu-waktu dapat turun bersamaan ke pemukiman-pemukiman warga yang ada di bawah tebing.

"Mudah-mudahan saja hujan ini tidak berturut-turut karena kalau sampai seperti itu cukup mengkhawatirkan, dan yang perlu dipantau lebih masif adalah jangan sampai sungai yang sudah dikeruk itu terjadi pendangkalan lagi," katanya.

Sementara terhadap nelayan, BMKG mengimbau untuk tidak melaut selepas pukul 14.00 Wita hingga malam hari. Sebab tinggi gelombang diperkirakan akan mencapai 1,5 meter.

Berdasarkan catatan BMKG, La Nina sebelumnya telah memberikan dampak kerugian bagi masyarakat seperti petani garam di Talise, hingga 40 persen dari kondisi normal, demikian Nur Alim.

Baca juga: BMKG prediksi musim hujan di Sulteng bersamaan dengan fenomena La Nina

Baca juga: Stasiun Meteorologi Palu imbau warga sering akses informasi cuaca

Baca juga: Bappenas: Perubahan iklim berpotensi merugikan Indonesia Rp544 triliun

Baca juga: BMKG prediksi dua bulan ke depan Palu banyak diguyur hujan

Pewarta: Kristina Natalia/Izfaldi Muhammad
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022