"Apalah arti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan menguasai iptek, kemajuan fisik ragawi serta kemajuan-kemajuan yang bersifat lahiriah indrawi dalam sebuah bangsa dan negara jika nilai-nilai luhur, spiritual, etik, moral dan sosial budayanya luruh dan mengalami erosi," kata Haedar dalam video sambutan rapat kerja PP Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KAUMY) di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Ketum Muhammadiyah minta jajarannya tinjau ulang pelaksanaan PTM
Dia mengharapkan KAUMY bisa melahirkan inovasi dalam era disrupsi ini dan menjadi katalisator penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut dia, bangsa yang bisa mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi akan mampu bersaing dengan bangsa lainnya.
"Terbukti bahwa semua bangsa yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi berada di garis depan dalam kemajuan politik, ekonomi dan budaya. Bahkan dalam relasi antarnegara," kata Haedar.
Disrupsi teknologi ini, di sisi lainnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai bangsa Indonesia, termasuk diantaranya Pancasila dan nilai hidup yang berasal dari agama dan kebudayaan bangsa.
"Bagaimana agar Indonesia dan bangsa Indonesia di dalam menguasai ilmu pengetahuan juga didasari oleh nilai-nilai etik, moral dan sosial yang luhur dan utama," kata Haedar.
Dia tidak ingin orang-orang yang menguasai ilmu dan teknologi berlaku yang bertentangan dengan nilai utama kehidupan.
Jika demikian, maka ia menjadi "manusia robotik yang kehilangan kemanusiaannya".
Baca juga: Haedar Nashir masuk jajaran top 100 ilmuwan sosial di Indonesia
Baca juga: Haedar Nashir: Prof. Yahya Muhaimin sosok intelektual teladan
Baca juga: Haedar Nashir: Hari Pahlawan jangan sekadar jadi seremonial
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022