Palu (ANTARA News) - Museum Provinsi Sulawesi Tengah yang menjadi tuan rumah Pameran Bersama Aneka Kain Nusantara 2011 memamerkan tiga jenis kain tradisional dan unik yakni kain kulit kayu, kain adat Mbesa, dan kain tenun Donggala.

Kain kulit kayu khas Sulawesi Tengah hanya dibuat di Kecamatan Gumbasa dan Kecamatan Kulawi di Kabupaten Sigi.

Pakaian dari kain kulit kayu pohon beringin itu hanya dipakai saat upacara adat saja karena hasil tekstil itu mudah rusak jika terkena air.

Sementara kain adat Mbesa terbuat dari serat buah nanas. Kain asal Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi itu digunakan untuk upacara adat tanggal gigi. Kain yang berwarna coklat kehitaman itu memiliki motif tumpal dan orang-orangan.

Sementara kain tenun Donggala sudah dikenal di seluruh pelosok Tanah Air, dan menjadi cindera mata khas Sulawesi Tengah.

Pameran bersama
Kegiatan pameran aneka kain ini berlangsung mulai 13-20 September 2011.

Pameran itu dibuka Staf Ahli bidang Multikultur Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Hari Untoro Drajat, didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tengah Suaib Djafar.

Pameran yang diikuti 22 museum tekstil yang ada di Indonesia itu bertemakan "Warisan Kain Nusantara Corak Kepribadian Bangsa".

Setiap museum memamerkan koleksi kain tradisional dari daerah masing-masing, seperti songket, batik serta tenun.

Usai pembukaan, Hari Untoro Drajat mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk mengenalkan sejarah kepada anak-anak usia dini.

Menurutnya, acara itu juga bisa mendongkrak kunjungan museum. "Jadi, museum harus menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi dengan diselenggarakannya sejumlah kegiatan," katanya.

Saat pembukaan, ratusan pelajar dari sejumlah daerah di Sulawesi Tengah juga hadir. Mereka mendapat tugas dari sekolah masing-masing untuk membuat tulisan singkat tentang Museum Sulawesi Tengah.
(R024)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011