Krisis Rusia-Ukraina akan terus mendukung prospek harga logam mulia yang lebih tinggi
Chicago (ANTARA) - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena daya tarik safe-haven logam kuning meredup setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ada kemajuan dalam pembicaraan dengan Ukraina, dengan kemungkinan kenaikan suku bunga AS menambah tekanan pada emas.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, jatuh 15,4 dolar AS atau 0,77 persen, menjadi ditutup pada 1.985,00 dolar AS per ounce. Namun harga emas mencatat kenaikan mingguan sekitar 0,8 persen karena kekhawatiran atas konflik Ukraina membuat investor tetap waspada.
Sehari sebelumnya, Kamis (10/3/2022), harga emas berjangka terdongkrak 12,2 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 2.000,40 dolar AS, setelah anjlok 55,1 dolar AS atau 2,7 persen menjadi 1.988,20 dolar AS pada Rabu (9/3/2022), dan melonjak 47,4 dolar AS atau 2,37 persen menjadi pada 2.043,30 dolar AS pada Selasa (8/3/2022).
"Ada perubahan positif tertentu, negosiator di pihak kami memberi tahu saya," kata Putin dalam pertemuan dengan mitranya dari Belarusia Alexander Lukashenko, tetapi tidak memberikan rincian apa pun.
"Krisis Rusia-Ukraina akan terus mendukung prospek harga logam mulia yang lebih tinggi," kata Analis Saxo Bank Ole Hansen dalam sebuah catatan, karena itu bisa berarti inflasi yang lebih tinggi, memperlambat pertumbuhan dan lebih sedikit kenaikan suku bunga bank sentral.
Baca juga: Harga emas merosot 0,5 persen di Asia tertekan naiknya sentimen risiko
Dengan inflasi AS yang menggelembung pada Februari, taruhan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan setidaknya 25 basis poin pada 16 Maret, mencapai 94 persen, menurut FedWatch Tool CME.
"(Untuk emas) banyak faktor fundamental positif, seperti inflasi dan gangguan rantai pasokan masih ada... tetapi dalam jangka pendek, kami mungkin telah memperkirakan harga yang baik dari faktor-faktor tersebut ke pasar," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan naik pada hari itu, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Emas berada di bawah tekanan karena indeks dolar AS naik tajam.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 9,6 sen atau 0,37 persen, menjadi ditutup pada 26,16 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 6,6 dolar AS atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada 1,088,6 dolar AS per ounce.
Baca juga: Dolar di tertinggi baru terhadap yen, euro tertekan risiko pertumbuhan
Baca juga: Rupiah melemah, dipicu gagalnya negosiasi Rusia-Ukraina dan inflasi AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022