Bonus demografi tersebut bisa jadi manfaat atau bumerang bagi Indonesia.

Jakarta (ANTARA) - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid mengatakan kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) merupakan generasi pemimpin masa depan organisasi tersebut.

"Kader IPPNU tidak hanya mempersiapkan diri sendiri, tetapi juga mempersiapkan NU secara keseluruhan," kata Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa organisasi NU tidak bisa hidup untuk NU saja. NU akan berkhidmat inklusif untuk Indonesia dan peradaban dunia. Oleh karena itu, para kader harus dipersiapkan semaksimal mungkin.

"Kader terbaik dari IPPNU harus disiapkan sebaik mungkin sebagai perempuan yang terlibat dalam transformasi sosial," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PP IPPNU Rekanita Nurul Hidayatul Ummah mengatakan bahwa pada era digitalisasi para kader harus update atau peka terhadap isu-isu yang sedang berkembang di tengah masyarakat.

Ia mengatakan bahwa tanggung jawab pelatih IPPNU dalam mendidik para kader bukan pekerjaan mudah. Pelatih membutuhkan upaya maksimal dalam pengembangan diri sebagai bekal melakukan pendampingan di berbagai pelatihan.

"IPPNU harus menjadi organisasi pengaderan yang selalu siap dan sigap setiap saat melaksanakan dan mengajarkan nilai aswaja di mana pun dia berada," kata Nurul.

Indonesia, kata dia, menjadi negara terbesar keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Kendati Indonesia mempunyai bonus demografi yang tinggi, hal itu bisa menjadi bumerang apabila tidak dikelola dengan baik.

"Bonus demografi tersebut bisa jadi manfaat atau bumerang bagi Indonesia," jelas dia.

Untuk meningkatkan kemampuan kader, IPPNU telah mengadakan beberapa kegiatan atau pembekalan, di antaranya Latihan Pelatih Nasional (Latpelnas). Pelatihan itu untuk melahirkan pelatih andal di tingkat nasional.

Ia berharap mereka memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menganalisis dan merancang strategi untuk menyelesaikan setiap problem yang ditemui dalam kaderisasi serta organisasi.

Baca juga: Republik ini butuh pemimpin berintegritas, terpilih tanpa manipulasi

Baca juga: Alisa Wahid jadi relawan guru

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022