“Kita ingin lebih mendorong adanya budaya kolaborasi. Jadi nilai yang kami harapkan ke depan terjadinya kolaborasi multidisiplin ilmu bahkan kolaborasi internasional sehingga nantinya akan menjadi center of excellence atau hub tumbuhnya ilmu pengetahuan dan teknologi baru berbasis riset,” kata Pelaksana tugas Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono di Jakarta, Jumat.
Agus dalam Webinar Fasilitasi dan Pendanaan Riset dan Inovasi (Walidasi) Edisi Pusat Kolaborasi Riset menuturkan pembentukan PKR dengan spektrum riset spesifik yang bisa diusulkan oleh berbagai pihak yakni periset dari perguruan tinggi, rumah sakit atau lembaga penelitian dan pengembangan di bawah industri.
Pihak-pihak tersebut kemudian berkolaborasi dengan pusat riset di BRIN, bahkan bisa melibatkan mitra internasional dalam pelaksanaan riset dan pengembangan di PKR.
Baca juga: BRIN dan universitas bekerja sama bentuk enam pusat kolaborasi riset
Baca juga: Empat perempuan peneliti di BRIN jadi profesor riset
PKR menjadi wadah bagi kolaborasi yang memanfaatkan pelaksanaan riset dan inovasi terutama yang bertaraf internasional di bidang spesifik secara multi dan interdisplin.
Pembentukan fasilitasi pusat kolaborasi riset bertujuan untuk meningkatkan critical mass tanpa BRIN harus menambah pusat riset permanen.
Meskipun telah mengintegrasikan banyak unit penelitian dan pengembangan, namun BRIN saat ini masih membutuhkan berbagai aspek kompetensi yang belum dimiliki, sehingga dapat saling melengkapi antara perguruan tinggi, industri dan lembaga penelitian dan pengembangan.
Hingga saat ini baru enam PKR yang diusulkan sejumlah universitas yang berhasil mendapatkan Fasilitasi Pusat Kolaborasi Riset Gelombang 1 Tahun 2022 dari 38 proposal yang diajukan.
Oleh karenanya, BRIN mengundang para pihak periset dari universitas dan industri untuk mengajukan pembentukan PKR dengan tema riset yang spesifik dan menjawab kebutuhan bangsa dan negara.
Penerimaan proposal dibuka sepanjang tahun, dan seleksi dilakukan secara berkala.
BRIN akan membuka kembali Fasilitasi Pusat Kolaborasi Riset untuk gelombang 2 pada periode April-Juni dan gelombang 3 pada periode Oktober.
“Kita harapkan bisa semakin meningkat,” ujar Agus.*
Baca juga: Pemodelan Tsunami Merah Putih tak hanya prediksi waktu tiba gelombang
Baca juga: BRIN ajak para periset manfaatkan Hari Layar untuk riset kelautan
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022