Pakistan, yang dianggap sebagai salah satu dari negara-negara yang paling tidak stabil di dunia, masib belum pulih akibat banjir tahun lalu, yang menyebabkan pemerintah dikecam karena tanggapannya yang lambat.
Lebih dari 800.000 keluarga masih tanpa tempat penampungan permanen akibat banjir luas di negara itu tahun lalu, kata kelompok-kelompok bantuan, dan lebih dari satu juta orang membutuhkan bantuan pangan.
Pemerintah Pakistan yang tidak disenangi rakyat kini menghadapi krisis lagi ketika hujan yang menewaskan 200 orang di seluruh provinsi Sindh.
Banjir baru menyebabkan sekitar 280.000 orang kehilangan tempat tinggal, menghancurkan atau merusak 1,1 juta rumah dan menggenangi 4.5 juta hektare tanaman sejak Agustus lalu, kata para pejabat manajemen bencana dan kelompok bantuan kemanusiaan Barat.
Di Karachi, ibu kota provinsi Sindh,hujan diperkirakan paling tidak turun sampai Rabu.
Banyak jalan raya tidak bisa dilalui, mobil-mobil tidak bisa beroperasi , beberapa pompa bensin terendam dan usaha-usaha sedang dilakukan untuk mengalirkan air.
"Kami mencatat curah hujan 50-100mm di Karachi dan situasi sangat buruk, Banyak jalan raya dan daerah-daerah terendam dan situasi mungkin akan bertambah buruk, kata Mohammad Hussai Syd, pejabat koordiasi distrik kota itu.
Ia mengatakan tidak ada korban dilaporkan.
Para pejabat di pasar saham utama Pakistan di Karachi mengatakan mereka akan tutup lebih awal karena tidak orang yang datang dan volume dagang tipis. Tetapi keputusan itu kemudian dibatalkan. Banyak bank ditutup.
Hujan musiman melanda anak benua itu dari Juni sampai September dan penting bagi pertanian.
Banjir tahun 2010 menewaskan sekitar 2.000 orang dan mengakibatkan 11 juta orang kehilangan tempat tinggal dalam salah satu dari bencana-bencana alam terburuk Pakistan,
Seperlima Pakistan terendam-- satu daerah seluas Italia -- dan pemerintah memerlukan dana 10 miliar dolar untuk memperbaiki kerusakan pada rumah-rumah, jembatan-jembatan, jalan-jalan dan prasarana lainnya.
Para pekerja bantuan menyatakan khawatir atas kemungkinan meluasnya penyakit yang ada kaitannya dengan banjir baru itu, terutama bagi anak-anak.
Karachi, yang terleta di tepi Laut Arab dan pelabuhan utama Pakistan, menghasilkan dua pertiga pendapatan pajak pemerintah dan 25 persen dari produk domestik bruto, kata para para pejabat,
Aksi kekerasan berlatar belakang politik dan etnik , yang dilakukan kelompok penjahat, geng-geng narkoba dan kelompok Muslim melanda Karachi, yang memicu seruan dlakukan tidak keras militer.
India tetangga Pakistan juga dilanda bajir yang menewaskan lebih dari 300 orang dan membuat sembilan juta orang terlantar sejak hujan mulai turun Juni, kata Palang Merah India.
Pemerintah Islamabad, mengandalkan pinjaman IMF 11 miliar dolar untuk mempertahankan ekonomi , akan menghadapi kemunduran penting jika banjir menimbulkan kerusakan berat bagi sektor pertanian yang penting.
Pakistan juga kehilangan sampai dua juta bal karton atau sekitar 13 persen dari penghasilannya, karena hujan musiman yang lebat selama memanen di Sindh, kata para pejabat pemeritah dan indusri.
(Uu.H-RN/H-AK)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011