Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia sedang menyiapkan kurikulum kebanksentralan di sekolah-sekolah yang antara lain berisi sosialisasi ciri-ciri uang asli rupiah guna pencegahan penyebaran uang palsu.
"Tahun ini kurikulum kebanksentralan akan kita cobakan di sebuah SMA di Sukabumi, sebagai bagian sosialisasi ciri-ciri uang asli rupiah," kata Kepala Biro Kebijakan Pengedaran Uang Bank indonesia Eko Yulianto di Jakarta, Selasa.
Eko menyampaikan hal itu dalam jumpa pers mengenai pemusnahan uang Rupiah palsu bersama Kepolisian dengan menggunakan alat mesin racik uang kertas yang dimiliki Bank Indonesia.
Menurut Eko, jumlah temuan uang palsu yang dilaporkan masyarakat dan bank ke BI sampai 2010 mencapai 204.490 lembar atau meningkat dibanding 2009 sebanyak 79.846 lembar, tahun 2008 mencapai 86.552 lembar, tahun 2007 sebanyak 74.243 lembar, tahun 2006 mencapai 148.511 lembar, tahun 2005 berjumlah 88.838 lembar.
Kemudian , pada tahun 2004 sebanyak 42.498 lembar dan tahun 2003 mencapai 24.656 lembar.
"Peningkatan(jumlah laporan, red) ini bisa diartikan sosialisasi mengenai ciri-ciri uang asli rupiah berhasil mendorong masyarakat untuk mengenali uang palsu dan kemudian berani melaporkan ke Polisi atau ke BI," kata Eko.
Dikatakannya, setelah di Sukabumi kurikulum kebanksentralan akan juga dimasukkan di sekolah-sekolah lain yang berada di kota-kota kecil yang dirasakan kurang mendapatkan sosialisasi ciri-ciri uang asli rupiah.
Menurut Eko, teknik pemalsuan uang rupiah selama ini terbanyak menggunakan teknik foto copy sebanyak 79,9 persen kemudian cetak laser 19 persen, sementara sisanya menggunakan sablon, scanner dan lain-lain.
"Teknik-teknik pemalsuan seperti ini masih bisa dikenali dengan mudah menggunakan 3 D. Dilihat, diraba dan diterawang, karena tekniknya pemalsuannya masih sederhana," katanya.
Meski demikian, lanjutnya BI akan terus meningkatkan fitur pengaman dalam lembaran uang kertas rupiah seperti tambahan cetak pelangi di pecahan Rp20 ribu, Rp50 ribu dan Rp100 ribu pada Oktober mendatang.
Sementara itu,Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan jumlah uang palsu yang dimusnahkan kali ini sebanyak 367.049 lembar dengan nominal Rp24,13 miliar yang merupakan barang bukti uang palsu temuan bank dan BI yang diserahkan pada Kepolisian.
"Pemusnahan dilakukan untuk mencegah uang palsu ini kembali beredar ke masyarakat setelah kita mendapatkan fatwa Pengadilan Negeri," katanya.
(D012/A011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011