Jakarta (ANTARA News) - Setelah membahas rencana pemerintah menaikkan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), sekira 100 asosiasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) akhirnya menolak rencana tersebut lantaran kalangan usaha tidak sanggup lagi mendapat tambahan beban setelah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun lalu.
"Setelah rapat dengan 100 asosiasi dan dengan data dan fakta yang mereka berikan, kami menyimpulkan bahwa kalangan dunia usaha tidak sanggup lagi mengatasi beban yang bertambah bila TDL jadi dinaikkan saat ini," kata Ketua KADIN, MS Hidayat, pada jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Dia mengemukakan, KADIN juga akan menyampaikan konsep tertulis kepada pemerintah sebagai alternatif dari tidak naiknya TDL, yang antara lain mengupayakan penambahan subsidi kepada DPR untuk membiayai krisis subsidi bagi PLN.
KADIN juga menuntut transparansi dari biaya produksi listrik dan mengusulkan kebijakan apa yang harus dilakukan PLN.
Dalam jumpa persnya itu, MS Hidayat didampingi oleh Ketua Komite Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN) KADIN Indonesia yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Kebijakan Publik, Haryadi Sukamdani, serta sejumlah pimpinan asosiasi, antara lain Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Benny Sutrisno. (*)41
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006