Sentimen juga mengalami kekhawatiran atas perang Rusia melawan Ukraina

Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Asia memperpanjang kemerosotan global pada Jumat sore, setelah tingkat inflasi AS tercepat dalam empat dekade mendukung ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang lebih agresif, sementara pasar ekuitas China memulihkan kerugian awal karena jaminan peraturan atas perusahaan-perusahaan daratan yang tercatat di AS.

Sentimen juga mengalami kekhawatiran atas perang Rusia melawan Ukraina, setelah pembicaraan antara menteri luar negeri mereka pada Kamis (10/3/2022) membawa sedikit kelonggaran dalam konflik antara kedua negara.

"Kami memiliki latar belakang makro yang buruk (dengan) masalah inflasi serius yang menyiratkan bahwa kami akan melihat kebijakan moneter yang jauh lebih ketat," kata Rob Carnell, kepala ekonom di ING di Singapura, dikutip dari Reuters.

Perang Rusia melawan Ukraina kemungkinan akan membuat segalanya, mulai dari energi dan logam hingga barang-barang pertanian, jauh lebih mahal, Carnell menambahkan.

"Pendapatan semua orang akan terkikis. Pertumbuhan global akan hancur. Apa lagi yang Anda butuhkan?"

"Pada tahap tertentu Anda mungkin akan mundur lebih tajam, tetapi saat ini masih ada sedikit penolakan yang terjadi di pasar."

Amerika Serikat, bersama dengan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Uni Eropa, akan bergerak pada Jumat untuk mencabut status "negara yang paling disukai" Rusia atas invasinya ke Ukraina, beberapa orang yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada Reuters.

Melucuti Rusia dari status negara favoritnya membuka jalan bagi Amerika Serikat dan sekutunya untuk mengenakan tarif pada berbagai barang Rusia, yang selanjutnya akan meningkatkan tekanan pada ekonomi yang sudah menuju ke "resesi yang dalam."

Pada sore hari di Asia, indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang telah tergelincir 1,3 persen, setelah penurunan di Wall Street berimbas ke penurunan di banyak indeks utama di kawasan itu.

Setelah merosot di pagi hari karena kekhawatiran regulasi, pasar ekuitas Hong Kong memulihkan sebagian kerugiannya, karena sumber yang mengetahui langsung situasi tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa konsultasi antara regulator China dan AS tentang kerja sama audit dan regulasi berjalan "relatif lancar".

Indeks Hang Seng berakhir turun 1,6 persen menjadi ditutup pada level terendah sejak pertengahan 2016, bahkan ketika rebound dari kerugian yang lebih tajam pada hari sebelumnya menyusul penamaan perusahaan China pertama yang berpotensi delisting di Amerika Serikat.

Di luar Hong Kong, indeks saham unggulan China berhasil pulih dari kerugian awal, ditutup di wilayah hijau dengan kenaikan 0,3 persen.

Di tempat lain, Nikkei Jepang kehilangan 2,0 persen, sementara saham Korea Selatan turun 0,7 persen dan saham Australia melemah 0,9 persen.

Inflasi konsumen AS melonjak 7,9 persen secara tahunan pada Februari, kenaikan terbesar dalam 40 tahun, data pada i Kamis (10/3/2022) menunjukkan. Lonjakan itu menyiratkan FOMC dapat bergerak "lebih agresif" untuk mengekang inflasi, seperti yang dijanjikan oleh Ketua Fed Jerome Powell pekan lalu.

Pasar sudah memperkirakan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga dana Fed sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan moneter minggu depan.

Ekspektasi kebijakan moneter yang lebih ketat juga didorong oleh nada hawkish dari Bank Sentral Eropa, yang mengatakan pada Kamis (10/3/2022) akan menghentikan pembelian obligasi pada kuartal ketiga.

"Pertemuan ECB jelas lebih hawkish dari yang diharapkan," kata Chris Weston, kepala penelitian di broker Pepperstone di Melbourne.

"Kami melihat 11 basis poin perkiraan kenaikan ke dalam suku bunga Uni Eropa pada pertemuan ECB Juli."

Di pasar mata uang, euro 0,05 persen lebih tinggi pada 1,0988 dolar, karena nada hawkish dari ECB gagal meningkatkan momentum untuk mata uang tunggal secara substansial.

"ECB memberikan lebih banyak kejelasan untuk rencana keluar dari stimulus mereka, tetapi tidak mungkin memberi euro dorongan berkelanjutan, tidak saat konflik Rusia-Ukraina sedang berlangsung," kata analis di Westpac dalam catatan pagi.

Yen melemah ke level terlemahnya terhadap dolar sejak Januari 2017, terakhir diperdagangkan di 116,83 per dolar.

Indeks dolar bertahan stabil di 98,578, di bawah level tertinggi lebih dari 1,5 tahun di 99,418 yang dicapai pada Senin (7/3/2022).

Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun berada di 1,9794 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun Jepang berada di 0,185 persen.

Di pasar komoditas, minyak mentah AS naik 2,2 persen menjadi 108,38 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent naik 2,6 persen menjadi 112,22 dolar AS per barel.

Emas turun sekitar 0,3 persen. Emas spot diperdagangkan pada 1.989,68 dolar AS per ounce.

Baca juga: Saham China dibuka merosot, Indeks Shanghai jatuh 1,12 persen
Baca juga: IHSG berpotensi melemah, dipicu kegagalan negosiasi Rusia-Ukraina
Baca juga: BI catat aliran modal asing keluar Rp21,46 triliun pekan ini

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022