Kajian itu juga menyimpulkan perubahan gaya hidup jantung-sehat atau obat penurun kolesterol diduga memiliki dampak positif pada kesehatan seks pria.
Para ilmuwan telah lama mengetahui hubungan antara impotensi, atau disfungsi ereksi, dan kesehatan jantung. Meskipun sejauh ini tak ada bukti, teori umum menyatakan pembuluh nadi yang memasok darah ke penis selama ereksi mungkin menyumbat lebih cepat daripada pembuluh nadi di jantung, yang lebih besar.
Itu menjadi peringatan dini mengenai kemungkinan penyakit arteri jantung dalam kehidupan pria selanjutnya.
Untuk membahas hubungan antara keduanya, Jia-Yi Dong dari Soochow University di Suzhou, China, dan rekannya menggabungkan 12 studi sebelumnya mengenai impotensi dan sakit jantung. Semua studi tersebut mencakup hampir 37.000 lelaki.
"Meta-analisis ini menunjukkan disfungsi ereksi secara mencolok meningkatkan resiko saksi jantung dan pembuluh darah, penyakit jantung koroner, stroke dan kematian akibat semua sebab, dan peningkatannya barangkali tak terikat pada faktor resiko sakti jantung dan pembuluh darah konvensional," tulis mereka di Journal of the American College of Cardiology.
Mereka mendapati bahwa pria yang menghadapi masalah disfungsi ereksi memiliki resiko 48 persen mereka akan terserang sakit jantung, dan juga menghadapi angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang tak memiliki masalah seksual.
Faktor resiko tradisional, seperti merokok, kegemukan, diabetes dan tekanan darah tinggi, tak menjelaskan hubungan itu, sehingga memperkuat dugaan bahwa impotensi, ketika bukan disebabkan oleh masalah pasangan atau masalah lain psikologi, adalah faktor resiko bagi sakit jantung itu sendiri.
Namun satu studi lain, yang disiarkan di Archives of Internal Medicine, mendapati bahwa perubahan gaya hidup dan obat penurun kolesterol, seperti statin, tampaknya meningkatkan masalah disfungsi ereksi pada kaum pria, tapi cuma sedikit, demikian laporan Reuters, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa.
Pria yang berolah-raga lebih banyak atau menyantap makanan Laut Tengah, yang kaya akan padi-padian, buah, sayur, kacang dan minyak zaitun, misalnya, melaporkan peningkatan 2,4 poin pada skala 25-poin masalah disfungsi ereksi.
Pria yang menggunakan statin menghadapi peningkatan 3,1 poin, kata Bhanu Gupta dan rekannya dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota. Hasil tersebut dilandasi atas enam percobaan dengan 740 peserta.
"Hasil studi kami kian memperkuat bukti bahwa perubahan gaya hidup dan terapi farmasi bagi faktor resiko sakit jantung dan pembuluh darah efektif dalam meningkatkan fungsi seksual pada pria yang mengalami disfungsi ereksi," tulis mereka.
Mereka menambahkan perubahan gaya hidup tampaknya bermanfaat tak peduli apakah pria itu menggunakan Viagra, obat paling umum untuk mengobati impotensi, atau tidak.
(C003)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011