Indonesia terbukti selalu bisa memanfaatkan krisis menjadi momentum untuk melakukan reformasi

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Indonesia terbukti bisa memanfaatkan krisis termasuk masa pandemi COVID-19 menjadi momentum untuk melakukan reformasi.

“Indonesia terbukti selalu bisa memanfaatkan krisis menjadi momentum untuk melakukan reformasi,” kata Sri Mulyani dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis Ke-46 Universitas Sebelas Maret di Solo, Jawa Tengah, yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Reformasi ini dilakukan agar Indonesia mampu keluar dari situasi krisis dengan prestasi sehingga saat krisis selesai maka Indonesia lebih siap menyongsong keberlanjutan pembangunan.

Baca juga: Sri Mulyani: Negara dengan keuangan tak sehat akan hadapi kompleksitas

Sri Mulyani menegaskan reformasi harus berjalan bersama proses pemulihan seperti agenda reformasi struktural yang tidak ditunda melainkan justru terus diperkuat untuk membangun pondasi ekonomi.

Reformasi dijalankan untuk menangani masalah fundamental seperti penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM), kemudahan berusaha, hilirisasi dan transformasi ekonomi.

“Kita memahami besi mudah dibentuk ketika masih panas,” ujarnya.

Tak hanya reformasi struktural, selama masa pandemi pemerintah juga meneruskan upaya reformasi fiskal yang telah menghasilkan dua legislasi penting yaitu perubahan UU HKPD serta UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan pada 2021.

Menurut Sri Mulyani, kedua legislasi ini akan memperkuat kebijakan penerimaan negara dan perbaikan kualitas belanja transfer ke daerah sehingga memperkokoh desentralisasi dan otonomi daerah.

Baca juga: Sri Mulyani: Pelebaran defisit wajar asal yakin ekonomi pulih kembali

Di samping itu, pemerintah turut menjaga kesehatan dan keandalan APBN yang merupakan instrumen penting untuk pembangunan dan menjaga Indonesia dari dampak krisis lebih dalam.

Upaya menjaga kesehatan APBN dilakukan agar instrumen ini terus mampu menjadi solusi dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan dan gejolak serta ancaman krisis yang berpotensi terjadi di masa depan.

“Reformasi APBN dan keuangan negara adalah keniscayaan dan kebutuhan,” tegasnya.

Kesehatan ini dijaga melalui reformasi APBN yang mencakup perbaikan kualitas dan efisiensi belanja pemerintah pusat, pembiayaan dan pengelolaan perbendaharaan serta kekayaan negara.

Berbagai upaya tersebut saat ini telah berimplikasi pada Indonesia yang mulai mengalami pemulihan dan sedang kembali ke dalam jalur menuju tujuan serta cita-cita pembangunan.

“Kita harus optimis badai akan berlalu. Even the hardest of winters fears the spring. Setiap masa selalu ada tantangannya, setiap tantangan selalu ada jawabannya dan setiap masa selalu ada tokohnya,” kata Sri Mulyani.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022