Baquba, Irak (ANTARA News) - Seorang imam Sunni ditembak mati oleh orang-orang bersenjata Senin di pusat kota Baquba, sebelah utara Baghdad, ibu kota Irak, kata seorang pejabat keamanan.
"Sejumlah orang bersenjata tak dikenal menggunakan senjata dengan peredam suara untuk membunuh imam masjid Al-Shuhada, Ahmed Mahmud al-Jabalawi," kata pejabat itu, lapor AFP.
Ulama berusia 63 tahun itu, yang terkenal karena kecaman-kecamannya terhadap Al-Qaida, dibunuh ketika sedang dalam perjalanan menuju masjid itu untuk sholat subuh, kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.
Sementara itu di kota Mosul, Irak utara, ledakan bom mobil mencederai enam orang, termasuk lima polisi, kata seorang polisi yang menolak disebutkan jati-dirinya.
Ledakan di sebuah kendaraan lain yang dipasangi bom mencederai dua orang di Iskandiriyah, sebelah selatan Baghdad, kata seorang polisi yang juga menolak disebutkan namanya.
Serangan-serangan itu merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang meningkat lagi di Irak dan terjadi beberapa bulan menjelang penarikan penuh pasukan AS.
Ratusan orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Irak, termasuk sejumlah besar polisi Irak.
Sebanyak 259 orang Irak tewas dalam serangan-serangan pada Juli, angka kematian tertinggi kedua pada 2011.
Juni merupakan bulan paling mematikan sepanjang tahun ini, dimana 271 orang Irak dan 14 prajurit AS tewas dalam serangan-serangan.
Sebanyak 211 orang tewas dalam kekerasan pada April, menurut data resmi, sementara pada Mei jumlah orang Irak yang tewas dalam kekerasan mencapai 177.
Meski kekerasan tidak seperti pada 2006-2007 ketika konflik sektarian berkobar mengiringi kekerasan anti-AS, sekitar 300 orang tewas setiap bulan pada 2010, dan Juli merupakan tahun paling mematikan sejak Mei 2008.
Militer AS menyelesaikan penarikan pasukan secara besar-besaran pada akhir Agustus 2010, yang diumumkannya sebagai akhir dari misi tempur di Irak, dan setelah penarikan itu jumlah prajurit AS di Irak menjadi sekitar 50.000. Sisa pasukan AS itu akan ditarik sepenuhnya pada akhir tahun ini.
Penarikan brigade tempur terakhir AS dipuji sebagai momen simbolis bagi keberadaan kontroversial AS di Irak, lebih dari tujuh tahun setelah invasi untuk mendongkel Saddam.
Namun, pasukan AS terus melakukan operasi gabungan dengan pasukan Irak dan gerilyawan Kurdi Peshmerga di provinsi-provinsi Diyala, Nineveh dan Kirkuk dengan pengaturan keamanan bersama di luar misi reguler militer AS di Irak.
Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni 2009 telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaida.
Gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaida kini tampaknya menantang prajurit dan polisi Irak ketika AS mengurangi jumlah pasukan menjadi 50.000 prajurit pada 1 September 2010, dari sekitar 170.000 pada puncaknya tiga tahun lalu. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011