Seoul (ANTARA News/AFP) - Korea Selatan mendorong untuk dimulainya kembali program reuni bagi ribuan anggota keluarga yang terpisah dalam perang 60 tahun lalu di Semenanjung Korea, kata seorang pejabat senior, Senin, seraya mendesak Korea Utara untuk bekerja sama.
"Program reuni keluarga adalah isu yang harus diselesaikan dan merupakan prioritas utama, pemerintah mendorong untuk menyelesaikan itu terlepas dari adanya rintangan politik," kata Wakil Menteri Unifikasi Um Jong-Sik.
Um, sebagaimana dikutip oleh kantor berita Yonhap, mengatakan hal itu saat menghadiri acara peringatan para pahlawan yang diselenggarakan oleh keluarga-keluarga yang terpisah.
Dia mendesak Korea Utara untuk bekerja sama memulai kembali program itu, yang terhenti karena meningkatnya ketegangan setelah dua insiden perbatasan yang mematikan tahun lalu.
Putaran terakhir dari reuni keluarga itu berlangsung pada bulan November tahun lalu, sebelum terhenti karena Korea Utara menyerang sebuah pulau Korea Selatan di perbatasan dan menewaskan empat orang.
Ratusan ribu orang terpisah selama perang 1950-1953.
Tidak ada surat menyurat atau sambungan telepon di kawasan perbatasan yang dijaga ketat dan bahkan banyak tidak tahu apakah kerabat mereka hidup atau mati.
Sejak tahun 2000, peristiwa sporadis secara singkat telah menyatukan kembali lebih dari 17.000 orang dalam pertemuan tatap muka dan diperkirakan 3.700 - yang biasanya terlalu lemah untuk bepergian - melalui video.
Tapi 80.000 orang di Korea Selatan saja telah berada di daftar tunggu untuk melakukan reuni. Ribuan orang meninggal setiap tahun sebelum mendapatkan kesempatan mereka.
Kedua belah pihak biasanya menggelar reuni sekitar Chuseok, hari libur Thanksgiving Korea yang jatuh pada hari Senin, dan hari libur nasional lainnya.
(G003)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011