Jakarta (ANTARA) -
Hal itu terungkap dalam pertemuan BKSAP DPR RI dengan Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohamad Azad, di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (10/3).
Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon mengatakan, Indonesia dan Iran telah memiliki sejarah panjang dalam hubungan bilateralnya, oleh karenanya hubungan kedua negara akan terus diperkuat di berbagai sektor, demikian dikutip dari dpr.go.id, Jumat.
Menurut dia, kedua negara tengah mengidentifikasi sejumlah potensi ekonomi termasuk tarif perdagangan, investasi, prospek lain dan promosi "mutual product knowledge" untuk mengidentifikasi dan menyelaraskan potensi di pasar masing-masing.
Baca juga: BKSAP DPR RI: Pembangunan harus sejalan dengan kerangka SDGs
Baca juga: Fadli Zon: BKSAP DPR RI berupaya dorong perdamaian di Myanmar
Baca juga: BKSAP DPR: Pendidikan jadi pintu masuk kesetaraan gender
"Indonesia mengutamakan kesejahteraan nasional melalui kegiatan ekonomi/perdagangan sehingga diplomasi diprioritaskan terutama pada perdagangan dan ekonomi," kata Fadli Zon.
Hal itu mengingat terdapat potensi bagi perdagangan kedua negara dan perlu disikapi agar volume perdagangan terus meningkat.
Sementara itu, sambil menyesuaikan diri dengan pandemi, kerja sama di bidang kesehatan turut menjadi salah satu prioritas utama hubungan Indonesia-Iran.
Selain itu, Fadli juga menyoroti upaya diplomasi parlemen kedua negara. "Kami berpandangan bahwa diplomasi parlemen sangat strategis untuk mendukung kerja sama Indonesia dan Iran," ujarnya.
Apalagi, tambah dia, kedua parlemen merupakan pendiri Parliamentary Union of the OIC Member (PUIC) atau persatuan parlemen se-Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
"Kami telah bekerja sama erat dengan Parlemen Iran melalui forum parlemen global seperti PUIC, IPU, dan APA. Kami telah berbagi kepentingan bersama khususnya untuk mendukung orang-orang Palestina dan umat Muslim," kata politisi Partai Gerindra itu.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022