"Lewat hasil penciptaan dan pengkajian itu juga nantinya diharapkan mampu membangun karakter akademik dan membangun kreativitas seni yang dapat dipertangungjawabkan," kata Rektor Prof Rai dalam sambutan tertulis dibacakan pembantu Rektor I ISI Denpasar I Ketut Murdana, di kampus setempat, Senin sore.
Pada acara Matrikulasi Mahasiswa Pascasarjana (S-2) Program Penciptaan dan Pengkajian Seni ISI Denpasar, ia mengatakan, program S-2 mempunyai visi dalam 15 tahun ke depan dapat mencetak magister seni budaya yang mampu meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Dalam menjabarkan hal tersebut perlu dilakukan kegiatan pendidikan, penelitian dan kekayaan seni yang berbasis budaya lokal dan Nusantara. Selain itu menyiapkan sumber daya manusia yang unggul bertaraf magister dalam bidang penciptaan dan pengkajian seni serta peka terhadap perubahan zaman.
"Dalam dua tahun mendatang, program S-2 diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan program S-3," ujar Prof Rai.
Ia mengharapkan, ke depan ISI mampu memberikan warna tersendiri terhadap pembentukan karakter budaya bangsa, lebih-lebih ISI Denpasar menjadi pusat pengembangan seni di wilayah Indonesia Timur.
Dengan demikian mampu berperanserta secara aktif dalam meningkatkan kecerdasan dan membentuk karakter bangsa, harap Prof Rai.
Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) yang kemudian berubah status menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), selanjutnya "berganti baju" menjadi ISI, yang kini memiliki potensi besar dalam pengembangan seni budaya.
Potensi tersebut menjadi modal dan kekuatan untuk memenangkan setiap persaingan yang semakin ketat di era global, meskipun selama ini ISI Denpasar banyak menerima mahasiswa dari berbagai negara di dunia.
Mahasiswa S-2 ISI Denpasar sebanyak 50 orang berasal dari alumnus ISI Yogyakarta, ISI Denpasar dan Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar.
ISI Denpasar dari segi sarana dan tenaga pengajar memiliki kesiapan yang sangat matang. Tenaga dosen tidak hanya dari kalangan ISI Denpasar, namun juga telah menjalin kerja sama untuk memanfaatkan dosen dari ISI Yogyakarta, ISI Surakarta dan Institut Kesenian Jakarta.
Selain itu juga guru besar dari Universitas Udayana maupun perguruan tinggi lainnya di Bali yang selama ini sudah sepakat untuk ikut menyukseskan program S-2 ISI Denpasar, ujar Prof Rai S.
(T.I006/P004)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011