Jakarta (ANTARA News) - Gunung Tambora di perbatasan Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, NTB, yang berstatus Siaga tingkat III terus diwaspadai kemungkinannya meletus. Dengan potensi populasi warga setempat hingga 4.500 orang, rencana penanggulangan bencana telah disiapkan.

"Salah satunya dengan menyiapkan jalur evakuasi jika diperlukan. Ada beberapa titik, di antaranya Desa Tiong yang berada 30 kilometer dari kaldera gunung itu. Desa itu dipilih karena ada jalan darat, air bersih, dan jauh dari gunung itu," kata Komandan Kodim 1608/Bima, Letnan Kolonel Infantri Kusdaryanto, di Bima, NTB, Senin.

Kodim 1608/Bima, katanya, tengah mendata berbagai sumber daya yang bisa dikerahkan bersama untuk melakukan rencana-rencana penyelamatan dan penanggulangan jika bencana betul-betul terjadi. "Untuk mengevakuasi warga dan menyisir jelas perlu kendaraan. Itu juga kami data termasuk jumlah dokter, paramedik dan sebagainya," katanya.

Wilayah yang dicakup Gunung Tambora --ketinggian 2.850 meter dari permukaan laut-- sangat luas. Dengan posisi di satu semenanjung di utara Pulau Sumbawa, Gunung Tambora menyita seluruh wilayah semenanjung yang dikelilingi laut itu.

Catatan sejarah modern menyatakan, gunung stratovulkano itu pernah meletus sangat dahsyat pada 1815. Suara letusannya dicatat terdengar sampai Sumatera dan hembusan debu halusnya menyebar ke seluruh dunia dan mengubah cuaca, terutama temperatur.

Karena begitu dahsyat, ketinggian gunung itu terpangkas secara drastis, dari setinggi 4.300 meter dari permukaan laut hingga setengahnya saja hingga kini. Dia juga langsung memiliki kaldera sangat luas.

"Situasinya aman-aman saja, namun terus kami waspadai dengan terus berkomunikasi dengan petugas di pos pemantauan. Saya juga telah perintahkan aparatur di Koramil-koramil terus pasang mata dan telinga terhadap perkembangan yang terjadi," kata Kusdaryanto. (ANT)

Pewarta:
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011