"Masyarakat Maluku khususnya di Tulehu diminta untuk tidak terprovokasi dengan isu menyesatkan," katanya dalam pernyataan pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.
Raja Tulehu juga meminta masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta menjamin keselamatan setiap orang yang masuk wilayah hukum adat Tulehu.
"Apabila ada provokator atau penyebar isu sesat maka segera tangkap dan dilaporkan ke pihak berwajib," katanya.
Ia juga meminta agar Pelabuhan Tulehu, Rumah Sakit Umum Tulehu, Unidar, Kantor Camat dan instansi lainnya untuk tetap berfungsi seperti biasa.
"Sampai saat ini kondisi di Tulehu tetap aman dan terkendali," katanya.
Sehari sebelumnya Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu juga mengimbau warganya, terutama di Kota Ambon dan sekitarnya agar jangan terprovokasi ketegangan yang terjadi karena belum tahu persis penyulut ketegangan itu.
"Hentikan ketegangan yang mengarah ke pertikaian antarkelompok karena hanya penderitaan berkepanjangan akan dirasakan sebagaimana konflik sosial pada 1999," tegasnya.
Sebelumnya para raja di Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon dan Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon menjalin komunikasi guna mengamankan jalur transportasi sehubungan pertikaian antarwarga pada Minggu (11/9) siang.
Raja Tulehu John Saleh Ohorella mengatakan, ia bersama Raja Liang, Waai dan Suli menjalin komunikasi dengan Raja Passo, Marthen Sarimanella agar akses jalan jangan dibarikade.
"Kami intensif menjalin komunikasi sejak terjadinya ketegangan di Waihaong dan Manggadua, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon hingga saat ini, menyusul semalam (Minggu) menjamin kelancaran pengoperasian Kapal Motor Penyeberangan (KMP) di Hunimua, Desa Liang, pulau Ambon - Waipirit, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB)," ujarnya.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011