Shanksville, Amerika Serikat (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama, Minggu (11/9), mengunjungi lokasi jatuhnya pesawat United Flight 93, salah satu pesawat penumpang yang dibajak oleh pelaku teror dan jatuh di daerah pedesaan Shanksville, Pennsylvania, 10 tahun sebelumnya.
Obama, yang disertai oleh Ibu Negara Michele, meletakkan karangan bunga di depan Tembok Nama, tempat nama 10 korban kecelakaan itu dituliskan di batu marmer putih, dan mengheningkan cipta.
Obama kemudian berjabatan tangan dengan anggota keluarga 93 korban pesawat tersebut, tapi ia tak menyampaikan pidato, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin pagi.
Obama dilaporkan naik helikopter ke Shanksville dari Pittsburg, setelah terbang dari New York, tempat ia mengikuti upacara di Ground Zero.
Sebelum upacara peletakan karangan bunga yang diikuti presiden AS itu, ribuan orang berkumpul di Flight 93 National Memorial, yang dibangun di lokasi kecelakaan, untuk ikut dalam peringatan mengenang korban.
Keluarga korban secara bergantigan naik ke panggun dan membacakan nama orang yang tewas. Dua bel dibunyikan saat nama korban dibacakan.
Sementara itu, Wakil Presiden AS Joe Biden dan Menteri Pertahanan Leon Panetta pada hari yang sama berikrar akan memburu Al-Qaeda tanpa kenal lelah, sampai organisasi tersebut bubar, saat mereka mengikuti di Pentagon peringatan ke-10 serangan 11 September 2001.
Saat mengheningkan cipta pukul 09:37 waktu setempat diperingati tepat saat Pentagon ditabrak oleh pesawat American Airlines satu dasawarsa lalu, serangan yang menewaskan 184 orang.
Di Petagon Memorial, yang didedikasikan untuk korban tewas, 184 prajurit --satu demi satu-- meletakkan karangan bunga warna putih di 184 bangku yang berbentuk sayap. Di situ tertera nama korban tewas.
"Kita takkan bisa berhenti, Al-Qaeda bukan hanya terganggu, tapi sepenuhnya dilucuti dan sepenuhnya dihancurkan," kata Biden mengenai keterlibatan militer AS dalam dua perang di Afghanistan dan Irak, yang masing-masing dilancarkan pada Oktober 2001 dan Maret 2003 dalam reaksi langsung terhadap serangan 11 September 2001.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011