Ambon (ANTARA News) - Sebanyak 200 personel Brimob dari Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) yang dikirim untuk membantu pengamanan pascabentrok antarwarga telah tiba di Ambon, Minggu malam.

Wartawan ANTARA dari Ambon melaporkan, 200 personel pasukan elit polisi itu tiba di Bandara Internasional Pattimura dari Makassar dengan memanfaatkan jasa pesawat Hercules.

Mereka selanjutnya diangkut dengan empat truk, selanjutnya mengikuti apel di markas Polda Maluku di Kelurahan Batu Meja, kecamatan Sirimau.

Selanjut mendapatkan arahan dari Kapolda Maluku, Brigjen Pol. Syarief Gunawan.

Kapolda Maluku menginstruksikan kepada mereka agar bertindak tegas terukur sesuai prosedur tetap.

"Jangan lengah karena karakter orang Ambon cenderung keras, makanya harus bertindak tegas terukur," tegasnya.

Personil Brimob dari Makassar ditempatkan di kawasan yang dianggap rawan terjadi konflik.

Kapolda Gunawan masih bersama Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu dan Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy masih berada di kawasan tugu Trikora guna memantau kondisi yang semakin terkendali.

Sebelumnya Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Jakarta pada Minggu, mengatakan, 200 anggota Kepolisian Negara RI dari Makassar hari Minggu dikirim ke kota Ambon untuk membantu pengamanan pascabentrok antarwarga.

"Kami hari ini mengirim 200 anggota Brimob dari Makassar ke Ambon, karena lebih dekat wilayahnya. Situasi sudah terkendali, tidak ada lagi ribut," katanya.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto mendesak semua pihak terkait terutama aparat kepolisian untuk tidak lengah menangani bentrokan antarwarga di Ambon, Maluku, pada Minggu siang.

"Mohon terus diantisipasi dan diikuti perkembangan isu SARA di Ambon. Jangan lengah, karena pada masa lalu kejadian awal juga seperti ini," katanya.

Menkopohulkam menegaskan pihaknya sudah melakukan kordinasi dengan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo dan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Sutanto terkait agar peristiwa itu tidak meluas.

Saya sudah berkordinasi langsung dengan Gubernur Maluku, Kapolri dan Ka BIN dan Panglima TNI. Siang tadi segera setelah Gubernur Maluku melapor dan saat ini semua komponen sedang bekerja agar peristiwa itu tidak meluas," ungkap Djoko.

Djoko juga telah memerintahkan Kepala BIN, Kepala Polri, untuk terus memantau kericuhan ini.

Bentrok itu terjadi karena rumor bahwa Darmin Saiman meninggal akibat dianiaya di kawasan Gunung Nona, padahal itu kecelakaan murni dan kecelakaan tunggal, Sabtu (10/9) malam.

Darmin Saiman, seorang juru ojek warga Waihaong, diduga menjadi pemicu bentrokan antarwarga tersebut.

Masalah sebenarnya adalah kecelakaan murni, yakni Darmin Saiman mengalami kecelakaan lalu lintas di kawasan Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, pada Sabtu malam dan ditolong keluarga Tatuhey, yang membawanya ke rumah sakit, tapi korban meninggal dalam perjalanan. (L005/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011