Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menekankan, bahwa perguruan tinggi harus melakukan kolaborasi secara internal antara civitas akademika dan juga dengan masyarakat untuk mencapai visi Indonesia emas pada 2045.
"Bagaimana kita bisa memberi feedback kepada masyarakat dan kebalikannya sehingga bersinergi. Itulah Indonesia emas nantinya," kata Mahfud saat menjadi pembicara kunci pada acara Dialog Nasional Manajemen Talenta Indonesia Emas 2045 yang digelar secara daring oleh Universitas Andalas dengan tajuk "Kolaborasi Perguruan Tinggi Untuk Talenta Unggul Indonesia 2045", Kamis.
Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’ruf Amin, dan civitas akademika Universitas Andalas.
Mahfud menjelaskan, bahwa Indonesia emas menurut konstitusi yang kemudian dijadikan rujukan atau orientasi pencapaian tujuan utama, adalah apa yang tertuang dalam alinea kedua pembukaan Undang-undang Dasar, yaitu bahwa Indonesia akan menjadi negara merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
"Lima ini yang menjadi ciri Indonesia emas," kata Mahfud dalam siaran persnya.
Oleh karena itu, tambah dia, visi Indonesia emas kemudian diletakkan di dalam empat pilar. Yakni, pembangunan SDM dan Iptek; pembangunan ekonomi berkelanjutan; pemerataan pembangunan; pemantapan ketahanan nasional; dan tata kelola.
"Jadi kita bekerja atas pilar itu. Mari kita bangun SDM dan Iptek, yang akan mempercepat pembangunan ekonomi berkelanjutan, dan harus didorong pemerataan hasil pembangunan serta memantapkan ketahanan nasional," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.
Menurut dia, untuk mencapai Indonesia emas, pendidikan itu adalah kata kunci yang mempunyai makna filosofi tersendiri. Sehingga yang dicetak itu kecerdasan watak, bukan hanya kecerdasan otak.
"Kita itu menyelenggarakan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kehidupan itu watak dan otak, jasmani dan rohani,Itu bunyi UUD. Karena kita bertekad untuk mengadakan pendidikan bukan pengajaran, maka di dalam pasal 31 ayat 3 dikatakan bahwa sistem pendidikan berdasar iman, takwa, dan akhlak. Mulai dari hati dulu," kata Mahfud.
Dalam kesempatan itu, dia menekankan bahwa saat ini eranya disrupsi, mengingat apa saja berubah cepat. Ditambah ada lagi fenomena hoaks, sesuatu yang dianggap benar, padahal itu salah, karena selalu disuarakan melalui media sosial.
Baca juga: MPR: Persiapkan generasi muda wujudkan Indonesia Emas
Baca juga: Mahfud MD: Kolaborasi jadikan penanggulangan bencana efektif
Baca juga: Menkopolhukam minta Bakamla perkuat kapasitas untuk tingkatkan kinerja
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2022