Hingga saat ini masa tanggap darurat masih berlaku bagi PMI Pasaman Barat sampai pada 17 Maret 202Simpang Empat, Sumbar (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat tetap berlakukan masa tanggap darurat bencana sampai 17 Maret 2022 untuk penyaluran air bersih dan persiapan hunian sementara bagi korban gempa di daerah itu.
"Hingga saat ini masa tanggap darurat masih berlaku bagi PMI Pasaman Barat sampai pada 17 Maret 2022," kata Humas PMI Pasaman Barat, Idenvi Susanto di Simpang Empat, Kamis.
Menurut dia meskipun Pemkab Pasaman Barat sudah mengakhiri masa tanggap darurat pada Kamis (10/3) ini dan masuk ke masa transisi tanggap darurat menuju ke pemulihan, namun PMI masih memberlakukan tanggap darurat sampai 17 Maret nanti.
Ia mengatakan surat tanggap darurat dikeluarkan PMI pada 25 Februari 2022 sampai 3 Maret 2022. Kemudian diperpanjang sampai 17 Maret 2022.
Di masa tanggap darurat sampai 17 Maret itu, kata dia, PMI akan tetap menyalurkan air bersih ke rumah-rumah atau tenda korban gempa di Kecamatan Talamau.
"Setiap hari selalu kita salurkan air bersih hingga saat ini. Minimal 15 liter setiap hari. Kedepannya PMI akan terus komit," katanya.
Ia menjelaskan selama ini tangki air yang ada diisi oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) dan PMI mendistribusikan air eceran ke rumah warga-warga.
"Saat ini kita kita akan minta penambahan tong ke provinsi agar kebutuhan air bersih bagi korban gempa dapat terpenuhi," katanya.
Ia menilai dengan berakhirnya masa tanggap darurat maka beban akan semakin berat. Sebab, banyak sukarelawan dari luar yang sudah pulang begitu juga dengan tutupnya dapur umum dari Taruna Siaga Bencana (Tagana), yang biasanya memberi makan para sukarelawan.
"Meskipun demikian PMI akan tetap komit dan membantu penyediaan air bersih dan hunian sementara," katanya.
Ia menambahkan PMI telah menyiapkan dan memasang 15 unit rumah hunian sementara bagi korban gempa yang rumahnya rusak berat di Kajai Kecamatan Talamau.
"Hari ini kita targetkan 10 hunian sementara selesai dibuat. Ke depannya minimal 10 hari hunian sementara akan kita siapkan sehingga korban gempa dapat memiliki hunian yang layak sebelum ada bantuan dari pemerintah memperbaiki rumah yang rusak," katanya.
Ia mengharapkan peran serta semua pihak dalam menyiapkan hunian sementara agar semua warga korban gempa dapat memiliki hunian sementara.
Hingga Kamis (10/3) pukul 15.00 WIB data sementara korban yang meninggal dunia 11 orang, pemukiman yang rusak mencapai 2.025 unit, fasilitas pendidikan 75 unit, fasilitas kesehatan 18 unit, infrastruktur 26, fasilitas ibadah 40 dan fasilitas pemerintah 42 unit, demikian Idenvi Susanto.
Baca juga: PMI Pasaman Barat mulai buat rumah hunian sementara bagi korban gempa
Baca juga: PMI Pasaman Barat catat ada tiga korban gempa meninggal dunia
Baca juga: PMI Pasaman Barat bagikan masker ke masyarakat
Baca juga: PMI Kirim Empat Helikopter ke Mentawai
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022