Berdasarkan pemantauan di jalan lintas Sumatera wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Minggu, arus kendaraan yang melintasi jalan utama itu pada pekan kedua setelah Lebaran itu masih padat, terutama kendaraan truk, bus dan roda empat.
Arus kendaraan yang melintasi jalan Lintas Sumatera itu dari Sumatera menuju Jawa itu tidak hanya dipadati kendaraan roda empat, truk dan bus, tetapi juga sepeda motor.
Kendaraan dari berbagai tempat di Lampung dan Sumatera itu melaju dengan kecepatan cukup tinggi terutama bus dan roda empat.
Iringan truk sarat muatan di beberapa titik di jalan utama itu juga membuat arus kendaraan sempat terhambat.
Pemudik yang menggunakan kendaraan terutama mobil pribadi memanfaatkan "rest area" atau tempat peristirahatan serta rumah makan yang berada di sekitar jalan Linta Sumatera untuk beristirahat sejenak serta makan untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan.
Antrean panjang truk barang menuju loket pembelian karcis di Pelabuhan Bakauheni juga masih terlihat. Antrean kendaraan itu diperkirakan mencapai sekitar tiga kilometer.
Petugas juga terlihat berada di lokasi antrean panjang itu untuk mengatur arus lalu lintas. Sementara kendaraan roda empat, bus dan sepeda motor mendapatkan prioritas menuju pelabuhan tersebut.
Di dalam areal Pelabuhan Bakauheni, masih terlihat ribuan kendaraan yang akan menuju Pelabuhan Merak Banten, masih menumpuk di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan.
PT ASDP telah mengoperasikan 29 kapal feri untuk mengurai penumpukan kendaraan terutama truk dengan memaksimalkan empat dermaga di pelabuhan itu.
Berdasarkan pantauan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, masih terlihat antrean panjang kendaraan truk, bus, pribadi dan sepeda motor menunggu giliran masuk ke dalam kapal feri.
Areal parkir terutama di Dermaga dua, tiga, dan empat dipenuhi ribuan kendaraan terutama truk dengan sarat muatan yang mengantre untuk masuk kapal menuju Pelabuhan Merak.
Pemudik kendaraan pribadi dan sepeda motor juga terlihat memenuhi halaman parkir di dermaga itu.
Arus balik itu dari Pelabuhan Bakauheni masih terus berlangsung terutama bagi pemudik yang bekerja di sektor informal. (A054/H009/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011