Sumedang (ANTARA News) - Pertunjukan wayang golek dengan dalang Asep Sunandar Sunarya di Situjajar, Sumedang, Sabtu, menyentuh persoalan tenaga kerja Indonesia (TKI).
"Jangan menjadi TKI ilegal," kata dalang saat memainkan dialog karakter golek antara Anoman Perbancana Suta dengan Semar.
Anoman, putra Batara Guru dari Dewi Anjani, menceritakan kegalauannya kepada Semar bahwa TKI ilegal dapat merusak citra bangsa sekaligus sangat berisiko pada diri mereka.
Melalui dalang Putra Giriharja 3 itu, Anoman juga menyampaikan keheranannya pada bangsa ini yang dikenal kaya raya serta subur makmur tetapi banyak pencari kerja ke luar negeri.
Semar dalam kisah yang dituturkan dalang menyampaikan bahwa banyaknya pengangguran membuat banyak warga mengadu nasib ke luar negeri.
Dalang Asep Sunandar Sunarya juga menyampaikan persoalan di negara Amarta mengenai banyaknya penguasa yang menyalahgunakan kekuasaannya.
"Korupsi merajalela, pejabat pada . UU banyak diamendemen tetapi tidak ada perbaikan, pemimpin hanya memikirkan diri sendiri," kata dalang menyampaikan kisah tentang perjalanan sebuah bangsa.
Pertunjukan salah satu seni khas Jawa Barat itu disaksikan ribuan penonton.
Pagelaran wayang golek itu diselenggaran sebagai salah satu rangkaian bakti sosial keluarga Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat.
Bakti sosial berupa khitanan massal 29 anak dan pengajian serta syukuran atas penyelesaian pembangunan Masjid Besar Situraja.
Rangkaian kegiatan itu untuk mengenang Moh. Sobari Sumartadinata, ayahanda Jumhur, yang meninggal dunia setahun lalu.
"Semasa hidup, bapak Moh Sobari Sumartadinata berpesan bila pembangunan masjid selesai, akan diselenggarakan khitanan masal, pengajian, dan wayang golek Asep Sunandar Sunarya," kata Agus Hermawan, salah seorang panitia. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011