Kairo (ANTARA News/AFP) - Mesir mengumumkan keadaan siaga pada Sabtu, setelah para pemrotes menyerbu kompleks Kedutaan Besar (Kedubes) Israel diKairo, dan terlibat bentrokan dengan polisi, yang memicu pengungsian Dubes Israel dan staf lainnya.

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut bahwa serangan massa itu satu "insiden serius", sementara itu Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, meminta Mesir melindungi Kedubes Israel di Kairo itu.

Seorang pejabat Israel mengatakan, Duta Besar Israel, Yitzhak Levano, para staf lainnya dan keluarga mereka semuanya meninggalkan Mesir, tetapi seorang diplomat senior tetap berada di negara itu.

"Kami meninggalkan wakil dubes untuk mempertahankan kontak dengan pemerintah Mesir," kata pejabat itu di Jerusalem, yang tidak bersedia namanya disebutkan.

Ia mengatakan, enam staf kedubes itu diselamatkan pasukan komando Mesir.

Serangan terhadap kedubes itu adalah yang terburuk sejak Israel menempatkan misinya di, Mesir setelah menjadi negara Arab pertama menandatangani perjanjian perdamaian dengan negara Yahudi itu sejak tahun 1979. Jordania mengikuti langkah Mesir itu pada 1994.

Aksi kekerasan itu itu juga merupakan episode terburuk dalam hubungan yang tegang antara Mesir dan Israel, sejak pembunuhan lima polisi Mesir bulan lalu di perbatasan kedua negara, ketika Israel mengejar para gerilyawan setelah satu serangan yang menimbulkan korban jiwa.

Seorang tewas akibat serangan jantung Jumat malam dan sekitar 450 orang cedera, demikian pengumuman dari Kementerian Kesehatan Mesir.

Para pemrotes merusak satu pagar keamanan di sekitar misi itu dengan mengguakan palu besar, menyingkirkan bendera Israel dan memasuki kedubes itu, merusak ribuan dokumen yang mereka buang ke massa.

Mereka juga membakar truk-truk polisi dan menyerang kantor polisi regional di distrik Gaza lokasi Kedubes Israel.

Ratusan tentara yang didukung mobil-mobil lapis baja dikerahkan ke lokasi itu setelah Obama menyerukan Kairo melindungi kedubes tersebut.

Menteri Dalam Negeri Mesir, Mansur al Eissawy, mengumumkan bahwa keadaan siaga tinggi, membatalkan cuti seluruh polisi, sementara itu Perdana Menteri (PM) Essam Sharaf menyerukan sidang kabinet pada Sabtu.

Surat kabar Al Ahram melaporkan di lamannya bahwa "ada niat jelas bahwa pemerintah akan mengajukan pengunduran dirinya setelah gagal mengatasi" kerusuhan itu.

Serangan terhadap Kedubes Israel itu terjadi ketika sekitar 1.000 pemrotes bergerak ke misi itu dari Taman Tahrir, tempat ribuan orang berkumpul untuk mendesak para penguasa militer Mesir menepati janji reformasi setelah pemberontakan Januari-Februari yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.

Kantor Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, mengatakan bahwa dia menelepon Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Leon Panetta, pada Sabtu pagi untuk meminta bantuan melindungi Kedubes Israel di distrik Gaza, Kairo.

Pihak Gedung Putih melaporkan, Obama berbicara dengan Netanyahu melalui telepon dan menyatakan "sangat prihatin akan situasi di kedubes itu, dan keamanan warga Israel yang betugas di sana."
(Uu.H-RN/B002)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011