New York (ANTARA News) - Menanggapi keresahan dan ketegangan yang berbuntut kekerasan yang terjadi di seluruh belahan dunia atas isu karikatur kontroversial di harian Denmark, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beserta Uni Eropa (EU) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI), Selasa (Rabu WIB), menyerukan semua pihak agar tenang dan segera melakukan dialog. Dalam pernyataan bersama tiga organisasi internasional itu mengatakan sangat prihatin atas kondisi yang terjadi setelah pemuatan karikatur Nabi Muhammad yang amat menyinggung perasaan umat Islam sedunia. Salah satu karikatur tersebut menampilkan gambar Nabi Mohammad mengenakan sorban yang berisi bom dengan sumbu menyala. Tiga orang pemimpin dari ketiga organisasi, Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, tokoh pemimpin EU Javier Solana dan Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu mengemukakan semua pihak ikut mempunyai andil dalam konflik yang memanas dan terus berkembang itu. Surat kabar Eropa bersalah dalam memuat karikatur-karikatur tersebut, sementara para pengunjuk rasa telah melakukan tindakan pengrusakan yang tak dapat dibenarkan. "Tindak kekerasan telah melewati ambang batas aksi unjuk rasa dan aksi pengrusakan hanya dapat merusak citra Islam sebagai agama yang damai." Aksi unjukrasa yang disertai aksi kekerasan misalnya membakar bendera dan gedung serta hal-hal lain yang menyangkut kepentingan Denmark di kantor-kantor perwakilan diplomatik Denmark di Damaskus, Beirut yang lalu menyebabkan lahirnya anjuran pemerintah Denmark terhadap semua warganya agar menghindari bepergian ke 16 negara berpenduduk mayoritas Muslim demi keselamatan mereka. Para pemimpin dunia tersebut menyeru kepada pemerintah 16 negara tersebut untuk tetap melindungi individu maupun kepentingan negara Eropa khususnya Denmark dari aksi berbau kekerasan dan hal itu terjadi di Afghanistan dimana aparat keamanan menembak empat warganya hingga tewas dalam upaya menetramkan massa. "Ketersinggungan masyarakat Muslim atas dimuatnya karikatur yang amat sangat melecehkan itu, dipahami dan dimengerti semua pihak dan masyarakat yang memahami sensitifitas para penganut dan pemeluk semua agama dan kepercayaan, demikian pernyataan bersama itu menambahkan. "Kami mendukung kebebasan berekspresi namun kami memahami dan memaklumi rasa sakit yang dirasakan oleh masyarakat Muslim dunia," demikian dikatakan oleh para pemimpin, seperrti dikutip DPA. "Kami mempercayai kebebasan pers yang disertai rasa tanggung jawab yang tinggi dan disertai rasa hormat terhadap semua agama dan kepercayaan ." (*)

Copyright © ANTARA 2006