New York (ANTARA News) - Pusat-pusat perbelanjaan, para perancang busana, dan sejumlah selebriti, kini tengah merayu para pembelanja dalam gelaran amal tahunan di seluruh dunia bertajuk "Fashion's Night Out" yang ketiga untuk terus berbelanja, Kamis.
"Fashion's Night Out" dipicu resesi global yang menghantam industri fashion dan digagas editor majalah Vogue, Anna Wintour, dengan harapan gelaran itu jadi terobosan demi kebangkitan industri itu.
Gagasan itu diwujudkan dengan tetap membuka toko-toko yang juga menawarkan minuman dan hiburan, baik di Australia, Asia, Eropa dan 100 kota-kota di AS -- dari New York hingga Los Angeles. Para pengunjung pusat-pusat perbelanjaan biasanya juga akan berbelanja di sana.
"Saya senang melihat anak-anak muda," Kepala Eksekutif Dior, Sidney Toledano, kepada Reuters. Di Paris, ribuan muda-mudi memadati kiblat mode di sana, Avenue Montaigne, yang merupakan rumah bagi Dior dan simbol untuk merek mewah lain seperti Chanel dan Gucci.
"Anak-anak muda itu tidak akan menjadi klien kami, tetapi hari ini kami ingin merayu mereka agar bergabung besok," katanya.
Sejumlah ritel mewah yang pulih dari resesi membuat beberapa toko berinisiatif, tepat pada hari pertama New York Fashion
Week, untuk mengumpulkan uang amal melalui penjualan busana edisi terbatas.
Hampir 100 perancang mode menampilkan koleksi musim semi atau musim panas 2012 mereka di New York Fashion Week itu, juga puluhan lainnya ditampilkan di banyak tempat di kota itu terkait acara tengah tahunan itu. Hal serupa juga terjadi di London, Paris dan Milan.
Di Milan, pemuja mode dan remaja bersorak menyerbu jalan-jalan sempit di pusat-pusat mode kota itu untuk meramaikan "Fashion's Night Out" yang banyak menjual t-shirt dan tas.
"Acara ini menempatkan kita agar dapat berhubungan langsung dengan anak-anak muda," ujar Kepala Eksekutif Versace, Giacomo Ferrari, kepada Reuters. (ANT)
Copyright © ANTARA 2011