Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 235 juta orang di seluruh dunia menderita asma dan ini adalah penyakit kronis paling umum diderita anak-anak.
Dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, para peneliti di Australia mengidentifikasi dua gen nakal itu setelah membandingkan 58.000 sampel DNA orang yang tinggal di Australia, Eropa dan Amerika dengan dan tanpa asma.
"Kami menemukan dua wilayah dari DNA yang secara konsisten berbeda antara penderita asma dan non-penderita asma," kata Ketua Tim Peneliti Queensland Institute Medical Research, Manuel Ferreira, di Brisbane, kepada Reuters melalui telepon.
Salah satu gen juga dikenal dapat dihubungkan dengan rheumatoid arthritis (RA). Para peneliti menyarankan bahwa obat tocilizumab, yang digunakan untuk mengobati RA, juga dapat bekerja untuk asma.
Asma adalah penyakit peradangan kronis di mana saluran udara di paru-paru meningkat, menyempit dan tersumbat, menyebabkan kesulitan bernapas.
Terlepas dari alasan genetik, faktor risiko lainnya yakni menghirup zat yang dapat memicu reaksi alergi atau iritasi saluran napas, seperti asap rokok, iritasi kimia di tempat kerja dan udara yang tercemar. (ANT)
Copyright © ANTARA 2011