Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar di Sidney mengatakan, dipilihnya kota itu karena antusiasme masyarakat Australia yang tinggi terhadap pariwisata di Indonesia.
"Tingginya antusiasme dapat dilihat dari pertumbuhan yang begitu cepat wisman asal Australia," katanya.
Duta Pariwisata Indonesia Hermawan Kertajaya juga mengungkapkan pertumbuhan pelancong Australia menjadi salah satu alasan digelarnya malam komodo di Australia.
"Statistik menyatakan hal itu, tentu ini menjadi bahan pertimbangan," kata pakar pemasaran tersebut.
Pertumbuhan wisman asal Australia bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan komulatif wisman ke Indonesia. Pada 2010 berdasarkan Pusat Pengelola Data dan Sistem Jaringan Kementerian Kebudayaan, jumlah wisman Australia mencapai 730.941 wisatawan, tumbuh pesat 35,65 persen dibanding 2009 yang hanya 538.849 wisatawan.
Pertumbuhan ini lebih pesat dari total wisman ke Indonesia yang hanya 10,74 persen pada 2010 dengan total 6,32 juta wisatawan.
Sementara itu, "Komodo Night" digelar di Opera Point Marquee di Sydney Opera House.
Dalam acara tersebut dimeriahkan lukisan Ratu Naga Komodo dan cerita rakyat oleh seniman Alex Valenzuela asal Amerika Serikat, pertunjukan alat musik etnik asal Flores sasando dan juk, serta pertunjukan musik oleh Ivan Nestorman dan Dira Sugandi.
Selain itu juga pernyataan dari teman Komodo dan pemberian penghargaan kepada Taronga Conservation Society Australia sebagai Teman Komodo.
Acara "Komodo Night" sebelumnya telah dilangsungkan di Bali. Ke depan, acara tersebut juga akan digelar di AS.
(T.M041/M026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011