Tunis (ANTARA News/Xinhua-0ANA/AFP) - Kepolisian Tunisia pada Rabu menangkap Jenderal Khouildi Hamidi, salah satu pembantu terdekat Muamar Gaddafi, kata laporan radio FM lokal Mosaique pada Kamis.
Para pejabat Libya berusaha melarikan diri ke luar negeri bersama keluarganya, ketika dia ditangkap di Bandara Carthage Tunis.
Dia diperiksa oleh Jaksa Agung pada Kamis dan didakwa dengan tuduhan memasuki negara itu secara ilegal, kata laporan itu.
Khouildi Hamidi, salah satu petugas yang membantu Gaddafi mengambil alih kekuasaan pada kudeta tahun 1969 dari kekuasaan Raja Idris.
Dari Washington, seorang pejabat kementerian luar negeri AS mengatakan, para kaki tangan mantan orang kuat Libya Muamar Gaddafi yang menyeberang ke Niger telah ditahan.
Juru bicara Kemlu Victoria Nuland juga mendesak negara-negara lain di kawasan itu menolak permohonan mengungsi warga Libya yang dicari.
Tidak satupun dari mereka yang menyeberang ke Niger awal pekan ini masuk dalam daftar orang yang dicari menurut sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa, katanya.
"Pemahaman kami adalah bahwa konvoi itu termasuk beberapa mantan pejabat militer dan senior di bawah rezim Gaddafi," katanya.
"Mereka sekarang ditahan di ibu kota ... dan mereka sedang dipantau ketat oleh para pejabat Niger."
Nuland mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang diberikan oleh Niger kepada duta besar AS, kelompok itu terdiri dari 20 sampai 25 orang dan juga laporan tentang adanya konvoi besar yang terdiri dari 200 mobil adalah "berlebihan."
Niamey telah melakukan kontak dengan Dewan Nasional Transisi Libya tentang apa yang harus dilakukan terhadap Libya, ia menambahkan.
Penguasa baru Libya bersemangat untuk menangkap Gaddafi dan mengadili dia, sehingga menguatkan kekuasaan mereka di negara itu.
Niger berkeras Gaddafi tidak berada dalam konvoi itu dan Washington membuat komentar yang sama pada Selasa.
Amerika Serikat, selain bekerja sama dengan Niger, juga "melakukan kontak dengan Mali, Mauritania, Chad dan Burkina Faso untuk menekankan pentingnya menghormati resolusi Dewan Keamanan PBB dan mengamankan perbatasan mereka," kata Nuland.
Washington "menyerukan semua negara untuk melakukan segala upaya untuk mengontrol perbatasan mereka, untuk menahan setiap pejabat rezim Kadhafi, untuk menyita selundupan dan setiap senjata ilegal, untuk melucuti senjata mereka dan juga untuk menyita setiap kekayaan yang benar mungkin milik rakyat Libya."
Pasukan Gaddafi yang tersisa telah diberikan batas waktu pada Sabtu untuk menyerah, dalam upaya untuk menghindari pertumpahan darah lebih lanjut.
(Uu.H-AK/B002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011