Jakarta (ANTARA News) - Rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS pada Jumat pagi, seiring langkah pelaku pasar yang masih menanti ketegasan dalam menangani krisis global.
"Pelaku pasar masih menunggu penetapan kebijakan moneter, sehingga mata uang Asia bergerak melemah termasuk rupiah," kata Pengamat pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Jumat.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS antarbank di Jakarta melemah sebesar tujuh poin menjadi Rp8.570 per dolar AS dibanding hari sebelumnya Rp8.563.
Rully mengatakan, kondisi rupiah sebenarnya masih dalam posisi cenderung menguat, namun belum adanya kejelasan pasti dalam penanganan krisis di Eropa serta data AS yang minim berita positif membuat pelaku pasar uang mengurangi aktifitasnya di negara-negara berkembang.
"Pelaku pasar cenderung mengurangi aktifitasnya dibanding sebelumnya di negara berkembang, termasuk di Indonesia, demi menjaga nilai asetnya, sehingga mata uang rupiah melemah meski masih dalam `uptrend`," ujar dia.
Ia menambahkan, kondisi krisis di Eropa dan AS membuat arus dana asing yang masuk (capital inflow) menurun sejak Agustus, sehingga menahan rupiah bergerak menguat.
"Rupiah masih berada dalam tren yang menguat, namun pelaku pasar cenderung mengurangi aktifitasnya untuk masuk ke dalam `emerging market` karena minim berita positif, sehingga rupiah bergerak melemah meski terbatas," ujar dia.
Ia mengatakan, AS yang akan memperbaiki data pengangguran (jobless claims) yang masih tinggi dengan usaha penciptaan lapangan kerja baru melalui berbagai proyek infrastruktur serta menurunkan pajak penghasilan pekerja (payroll taxes) dan pemilik usaha kecil disambut positif pasar AS.
Rully memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini masih dalam kisaran terbatas di kisaran Rp8.560 hingga Rp8.580. (ZMF)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011