Jakarta (ANTARA) - Season empat Drive to Survive, serial dokumentasi Netflix soal Formula 1, akan debut pada Jumat di saat olahraga balap 'jet darat' itu masih berkomitmen dengan 'perkawinan' mereka di tengah kontroversi dan kritik.
Sepuluh episode baru akan menyajikan kegiatan di balik layar tim-tim yang berkompetisi di musim 2021, salah satu musim kejuaraan dengan balapan paling mendebarkan dan ketat dalam sejarah F1.
"Saya rasa ini kemitraan yang luar biasa," kata Greg Maffei, CEO Liberty Media, kepada para analis dalam konferensi video seperti dikutip Reuters.
"Ini menjadi kemenangan bagi semuanya. Sangat menumbuhkan olahraga kami, bukan hanya di AS tapi di seluruh dunia. Ini adalah hal yang luar biasa untuk Netflix juga. Jadi saya harap perkawinan ini berlanjut untuk waktu yang lama."
Baca juga: F1 cabut Grand Prix Rusia dari kalender setelah putuskan kontrak
Jumlah kumulatif penonton televisi di AS naik 58 persen year-on-year pada 2021, menurut F1, dengan 400.000 fan membuat Grand Prix AS di Austin, Texas, menjadi balapan yang paling banyak ditonton musim lalu.
Balapan kedua di AS, di Miami, akan debut pada Mei dan sponsor-sponsor setempat, seperti Oracle yang menjadi mitra utama tim Red Bull, semakin menonjol.
Akan tetapi, kemitraan F1 dengan Netflix memiliki kritiknya tersendiri, terlebih setelah balapan penutup tahun lalu di Abu Dhabi menimbulkan kontroversi dan anggapan bahwa integritas olahraga balap tersebut dikorbankan demi tontonan hiburan.
Race director Michael Masi mengubah prosedur safety car di pengujung lomba sehingga memungkinkan pebalap Red Bull Max Verstappen memenangi balapan itu dan memupuskan harapan pebalap Mercedes Lewis Hamilton merebut titel kedelapan kalinya.
Pebalap McLaren Lando Norris bahkan merasa hal itu dilakukan "untuk TV".
Baca juga: Verstappen perpanjang kontrak dengan Red Bull hingga 2028
Masih awal tahun ini telah dicopot dari jabatannya menyusul hasil investigasi dari FIA terkait GP Abu Dhabi.
Bos tim Red Bull Christian Horner mengatakan kritik terhadap F1 tidaklah adil.
"F1 masih suatu olahraga, tapi olahraga adalah hiburan," kata dia kepada BBC.
"Dan seseorang bisa berargumen bahwa lebih banyak orang membicarakan F1 dalam dua setengah bulan terakhir ketika, seperti biasanya, seharusnya sedang berhibernasi (jeda)."
CEO F1 Stefano Domenicali menganggap bahwa Drive to Survive harus tetap menjadi faktor pembeda dengan olahraga lain yang ikut-ikutan dalam upaya meningkatkan penonton.
Amazon Prime meluncurkan program serupa yang membahas MotoGP pada 14 Maret sedangkan para produser Netflix telah menggandeng turnamen tenis Grand Slam, ATP, dan WTA tour, serta dikabarkan telah mendekati penyelenggara Tour de France.
"Apabila ini menjadi cara yang berbeda dalam membicarakan Formula 1 tanpa... memberi platform F1 nilai tambah mungkin saya rasa lebih baik melakukan negosiasi ulang dan melihat bersama Netflix atau mitra-mitra lainnya apa yang bisa dilakukan secara berbeda di masa depan," kata Domenicali.
"Tapi tentunya platform ini telah menjadi poin penting dalam menumbuhkan kesadaran, sebagian besar dengan generasi muda dan pendatang baru."
Musim F1 2022 akan dimulai di Bahrain pada 20 Maret ini.
Baca juga: FIA bolehkan pebalap Rusia dan Belarus tetap berkompetisi
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022