Juru bicara keluarga TKI, Rumadi mengungkapkan, sejumlah upaya sudah ditempuh keluarga untuk mengetahui kabar Sri Nawati (22) yang bekerja di Kuwait sejak 2004.
Upaya yang ditempuh, di antaranya melaporkannya ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Kementerian Luar Negeri.
"Kini, keluarga melaporkan kasus tersebut ke Polres Kudus karena laporannya ke Kementerian Luar Negeri juga belum mendapatkan respons," ujar Rumadi yang juga Kepala Desa Karangrowo ketika mendampingi orang tua Sri Nawati, Sulikah, mengadukan kasus tersebut ke Polres Kudus.
Ia mengatakan, pengaduan keluarga tersebut berkaitan dengan seseorang yang sebelumnya menjadi sponsor keberangkatan Sri Nawati yang dianggap tidak bertanggung jawab.
"Sebelumnya, keluarga korban juga sempat memberikan sejumlah uang kepada pihak sponsor tersebut dengan harapan bisa mencarikan informasi keberadaan anaknya. Kenyataannya, hingga sekarang tidak ada kabarnya," ujarnya.
Sulikah juga pernah mengadukan nasib anaknya itu secara langsung kepada Staf Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Susapto Anggoro B ketika berada di Kudus beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan tersebut, dia menceritakan, keluarga sudah berupaya mencari tahu keberadaannya dengan meminta bantuan seseorang yang sebelumnya menjadi sponsor keberangkatan Sri Nawati.
Sebelumnya, kata dia, keluarga juga memiliki surat keterangan tempat kerja maupun nomor telepon majikan Sri Nawati di Kuwait.
Hanya saja, semua data tersebut diberikan kepada seseorang yang sebelumnya menjadi sponsor keberangkatan Sri yang bernama Rosman warga Desa Larikrejo dengan harapan dibantu mencari keberadaannya sekarang.
"Kami juga menyerahkan sejumlah uang kepada Rosman. Kenyataannya, hingga sekarang tidak ada hasilnya," ujarnya.
Selain tidak pernah memberi kabar, anak pasangan Sulikah dan Sulikan tersebut juga belum pernah mengirimkan uang kepada keluarganya di Tanah Air.
"Keluarga hanya ingin mengetahui kabarnya, apakah kondisinya sehat atau tidak karena sejak 2004 tidak memberikan kabar sama sekali," ujarnya.
Ia berharap, pemerintah bisa membantu mencarikan informasi tentang keberadaannya.
(ANT)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011