Jambi (ANTARA News) - Nelayan pantai timur, Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, memanfaatkan waktunya mengolah hasil tangkapan saat terjadi paceklik laut, seperti gelombang besar atau musim badai.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Tanjung Jabung Barat, Husaini di Jambi, Kamis mengatakan, menghadapi masa paceklik laut diprediksi hingga bulan depan karena gelombang besar membuat sebagian nelayan tidak bisa melaut, mereka diarahkan mengolah hasil tangkapan.

"Saat ini sedang terjadi musim angin utara, yang menyebabkan gelombang besar, serta musim kemarau yang mengganggu aktivitas nelayan, sehingga tidak bisa dimanfaatkan oleh nelayan tradisional untuk menangkap ikan," katanya.

Ia menyebutkan ketinggian gelombang di laut Cina Selatan mencapai empat meter, namun di kawasan pantai timur masih di bawah tiga meter, namun itu cukup berbahaya bagi nelayan tradisional yang memiliki kapal dan alat tangkap di bawah lima GT.

Akibat gelombang besar itu, sekitar 30 persen nelayan di kawasan pantai timur memilih tidak melaut, dan lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah.

Menghadapi masa paceklik laut itu, nelayan tradisional diarahkan mengolah hasil tangkapan ikan yang didapat, menjadi berbagai produk setengah jadi, seperti kerupuk, terasi, ikan asin dan lainnya.

Sebagian besar nelayan di kawasan pantai timur, juga memiliki kebun, dan selama tidak melaut tersebut mereka menghabiskan waktu dengan bercocok tanam.

Siklus musim atau masa paceklik yang dialami tiap tahun, memasuki musim angin utara membuat para nelayan itu berpikir untuk tidak kelaparan.
(ANT/M037)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011